Lihat ke Halaman Asli

Juan Manullang

Penulis Lepas

Politisi Ini Menilai Pendukung Jokowi "Kebakaran Jenggot", Emangnya Kenapa?

Diperbarui: 7 Agustus 2020   19:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Istimewa via medanbisnisdaily.com

Soal pernyataan Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas mengenai ekonomi era SBY meroket dibandingkan era sekarang membuat partai pendukung Presiden Jokowi menjawab pernyataan tersebut.

Akan tetapi, dibalas lagi oleh politisi partai Demokrat ini yakni Jansen Sitindaon sebagai wakil Sekjen Partai Demokrat.

"Harusnya ini jadi cermin bagi pemerintah. Bukan malah partai-partai pendukung pemerintah kebakaran jenggot dengar pernyataan Mas Ibas. Tiap pemerintahan ada tantangannya masing-masing. Jauh sebelum badai Covid menerpa, tren ekonomi kita dibawah pemerintahan ini memang terus turun. Itu fakta," kata Jansen dilansir dari detik.com, 7/8/2020.

Emangnya kenapa?

Jadi, kalau partai pendukung pemerintah menjawab seorang Ibas, emangnya kenapa?. Apa salahnya? Atau apa tidak boleh?.

Wajar sebenarnya ketika kritik kepada pemerintah tidak beralasan pasti akan dijawab pendukungnya. Begitu juga era SBY kalau dikritik kurang baik pasti akan membalas juga bagaikan "kebakaran jenggot". 

Tidak bisa sebenarnya membandingkan situasi yang krisis seperti ini dengan pemerintahan yang tidak menghadapi krisis akibat Pandemi.

Perekonomian dunia juga sama saja sedang terpuruk. Oleh karena itu, sangat wajar partai politik pendukung pemerintah untuk membela Presiden Jokowi dalam hal ini.

Di dalam politik itu sah- sah saja sebenarnya. Politik itu  kalau kita cermati melihat kepentingan, membanggakan kepemimpinan Presiden pilihannya dan terus mencari kelemahan berdasarkan kepentingan masing-masing. Di hari esok bisa jadi tidak lagi mengkritik tapi malah mendukung karena masuk koalisi pemerintah.

Begitulah politik dimana ada kritik, disitu ada yang membela. Wajar saja itu. Ditambah lagi, dalam situasi yang mendesak dan memperihatinkan seperti ini, maka pemerintah jadi bahan kritikan terus tanpa ada solusi.

Pemerintah akan terus dikritik bila ada kekurangan. Ketika ada kelebihan tidak lagi dikritik. Begitulah politik kita.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline