Lihat ke Halaman Asli

Asaf Yo

TERVERIFIKASI

mencoba menjadi cahaya

"Totto Chan's Children", pengalaman tetsuko kuroyanagi alias Totto chan sebagai duta UNICEF

Diperbarui: 17 Desember 2020   18:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok. Kompas Gramedia

Judul buku : Totto Chan's children
Pengarang : Tesuko Kuroyanagi
Penerbit : Kompas Gramedia Jakarta
Tahun Terbit : Februari 2010, 328 halaman

Totto chan, buku ini tiba tiba ingin aku baca lagi di tahun 2020 ,padahal aku sudah pernah membacanya sekitar 7 tahun lau. Tapi buku ini tiba tiba menggugah aku untuk membacanya lagi setelah terlihat di rak buku aku. Tiba-tiba saja aku ingin mengetahui kisah anak-anak di berbagai negara berkembang di ahun 90an. Bagi yang sudah pernah membaca buku Totto Chan yang pertama, maka membaca buku ini merupakan suatu anjuran.

Buku totto yang pertama menceritakan masa kecil toto yang unik dan sekolah di kereta yang dijadikan ruang kelas. Buku yang kedua, Totto alias Tetsuko sudah beranjak dewasa, menjadi seorang artis terkenal di Jepang. Pengalaman hidup Totto menjadikan UNICEF tertarik menjadikannya duta kemanusiaan UNICEF yang dengan segera langsung diterima oleh Totto.

Selama menjabat sebagai duta kemanusiaan UNICEF, Totto sudah mendatangi berbagai negara , dari tahun 1984 hingga tahun 1996. Ada Tiga belas negara yang dikunjungi oleh Totto dan dituangkan di dalam buku ini. Mulai dari Tanzania di tahun 1984, Nigeria tahun 1985, India tahun 1986, Mozambik 1987, Kamboja dan Vietnam di tahun 1988, Angola di tahun 1989, Bangladesh di tahun 1990, Irak I tahun 1991, Etiopia di tahun 1992, Sudan di tahun 1993, Rwanda di tahun 1994, Haiti di tahun 1995 serta yang terakhir Bosnia Herzegovina di tahun 1996.

Setiap negara memiliki permasalahannya sendiri sendiri yang berdampak besar terhadap anak-anak. Totto melihat bagaimana Bencana kelaparan,kekeringan, perang saudara, mengakibatkan dampak besar terhadap anak-anak, aik secara fisik maupun psikologi mereka.

Di Tanzania, rata rata 600 orang mati karena kelaparan atau penyakit. Banyak anak-anak yang kekurangan gizi disini. Seorang anak hanya untuk mencari air saja harus mencari air sejauh 9 Km . Karena tingkat kematian yang tinggi maka rata rata dalam keluarga memiliki 8 anak karena anak merupakan suatu investasi. Hanya saja di Tanzania selain factor kematian, juga ada kepercayaan tradisional bahwa orang yang sudah meninggal akan dilahirkan kembali sebagai cucu atau cucu buyut dari orang yang meninggal. Hal ini mengakibatkan semakin banyak anak yang dilahirkan maka semakin besar peluang mereka untuk bisa dilahirkan kembali .

DI Nigeria, dalam kurun waktu 1957- 1985 terjadi perluasan Gurun Sahara yang mencapai lebih dari setengah wilayah Nigeria dengan curan hujan hanya 2,5cm/tahun pada tahun 1984. Hal ini mengakibatkan orang-orang kesusahan dalam mencari air. Di negara ini, ada banyak suku nomad yang memiliki hewan ternak dimana kematian hewan ternak bagi mereka merupakan suatu bencana besar. 

Pemerintah dan UNICEF sudah menanam 40ribu pohon. Anak-anak di negara ini banyak yang terkena campak sebagai akibat dari susahnya mendapat air. Perluasan gurun pasir (desertifikasi) di negara ini terjadi karena pasokan listrik yang sangat kurang di sehingga penduduk menebang pohon sebagai bahan bakar di rumah. Totto disebut sebagai duta kemanusiaan hujan bagi penduduk di sana.

Sementara itu, Totto melihat angka kematian anak di India sangat besar dan merupakan terbesar di Asia saat itu. Pada saat itu sekitar24 juta anak lahir di India pertahun tapi tingkat kematian mencapai lebih dari 10 persen. Penyebab utama kematian adalah karena tetanus yang memerlukan vaksinasi. Totto yang sangat akrab (bersentuhan fisik ) dengan anak anak menjadi berita besar di India karena di India tidak mungkin orang kaya melakukan hal tersebut. Hal ini berkaitan dengan sistem kasta yang sangat kuat.

Peristiwa di Mozambik sungguh sangat memilukan karena negara tetangga ikut campur dalam usaha unuk menghancurkan negara tersebut. Afrika Selatan sebagai pelaku apartheid kuatir bila negara tetangganya berhasil memerintah dengan baik maka akan menimbulkan gejolak di dalam Afrika selaan sehingga mereka membantu tentara anti pemerintah untuk melawan pemerintah.

Dampak dari perang saudara ini adalah lebih dari setengah klinik hancur dan lebih dari sepertiga sekolah hancur. Anak-anak banyak yang menjadi korban, mereka tidak bisa bicara, hilang ingatan maupun kaki hancur atau mata yang buta. Ada satu hal yang sangat menyentuh aku kala Totto memberikan hadiah kepada presiden Mozambik ,Chissano, dan sang presiden mengatakan bahwa teropong itu untuk meneropong masa depan. Suatu hal yang menunjukkan rasa optimis dalam membangun negeri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline