Lihat ke Halaman Asli

Zahrotul Mujahidah

TERVERIFIKASI

Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Setiap Anak Juara

Diperbarui: 18 Desember 2019   11:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: catsoffice.wordpress.com

Minggu- minggu ini para guru masih berjibaku dengan penyusunan laporan hasil belajar siswa atau rapor. Untuk penyusunan rapor sendiri ada guru yang mempergunakan aplikasi rapor, ada pula yang mempergunakan format rapor kosong secara manual. 

Penyusunan rapor Kurikulum 2013 termasuk njlimet. Ada empat aspek penilaian yang harus diisikan, nilai spiritual, sikap, pengetahuan dan keterampilan. Pada nilai Sikap dan Spiritual hanya berupa deskripsi capaian siswa yang bersangkutan. Sedangkan pada nilai Pengetahuan dan Keterampilan ada nilai kuantitas, predikat dan deskripsi capaian Kompetensi Dasar terbaik dari siswa yang bersangkutan.

Jika dicermati, tak akan dijumpai jumlah nilai, baik di nilai Pengetahuan maupun Keterampilan. Sejatinya pada Kurikulum 2013 memang tak mengenal sistem ranking. 

Lalu bagaimana orangtua bisa mengetahui prestasi putra- putrinya? Bagaimanapun orangtua telah terbiasa dengan istilah ranking selama berpuluh- puluh tahun. Bahkan dari ranking itu akhirnya akan menjadi bahan pembicaraan yang tanpa ujung setiap bertemu orangtua lainnya. Tak jarang mereka saling memuji dan membangga- banggakan sang anak.

Muncullah masalah. Ada yang memberikan stempel sombong pada orang tua yang sering membanggakan prestasi anaknya. Di sisi lain ada yang distempeli sebagai orangtua yang tak bisa mendidik anaknya.

Sungguh itu seolah menjadi lingkaran setan. Ranking memang bisa membuat siswa termotivasi. Tapi siswa yang berkemampuan di bawahnya malah jadi minder. Apalagi kalau di rumah dibumbui suara orangtua yang marah. 

Ketika menyerahkan rapor kepada orangtua, atau wali, saya menekankan agar anak tak dimarahi. Toh memang tak ada ranking- rankingan. Namun jika orangtua ingin data nilai ya diberikan. Agar mereka membandingkan sendiri capaian nilai anaknya. 

Setiap Siswa Juara

Siswa merupakan anak yang memiliki hal unik dan kekhasan sendiri- sendiri. Kegemaran dan pembiasaan dalam lingkungan keluargalah yang menciptakan karakter awal anak. 

Di sekolah, guru tinggal mengembangkan karakter yang terbentuk sebelumnya. Akibatnya, karena didasari pembentukan karakter dari keluarga maka siswa memiliki kelebihan dan kekurangan.

Kelebihan yang dimiliki anak sudah tentu menjadikannya mahir dalam bidang tertentu. Ada yang mahir menggambar, menulis, menari, menyanyi dan sebagainya. Alhasil hal tersebut mempengaruhi prestasinya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline