Lihat ke Halaman Asli

Jeniffer Gracellia

TERVERIFIKASI

A lifelong learner

Tanamur: Sisa Dentuman Disko di Diskotek Pertama dan Tertua di Jakarta

Diperbarui: 19 Januari 2021   16:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tampilan depan Tanamur | Foto diambil dari Tribun News

Tanamur saat itu bagaikan obat untuk masyarakat Jakarta yang sedang terjangkit demam disko.   

Terletak di Jalan Tanah Abang Timur No.14, Jakarta Pusat, diskotek milik Ahmad Fahmy Alhady ini tidak pernah sepi pada masa keemasannya. Bagaimana tidak? Masyarakat berbondong-bondong mengunjungi diskotek pertama di Jakarta. 

Bukan hanya bertaburan bintang terkenal dalam dan luar negeri, mahasiswa bermodal rasa penasaran dan nekat pun bisa ikut melepas penat di Tanamur. Para hostes ikut membaur dengan pengunjung yang sedang menikmati segelas whiskey tanpa khawatir melanggar hukum di diskotek legal ini.

Kira-kira begitulah malam indah di Tanamur, sebelum melunturnya popularitas dan menjadi korban tidak langsung dari peristiwa terorisme di Bali pada tahun 2002. Sekarang Tanamur menjadi sebuah bangunan kosong, dipenuhi oleh kesunyian yang menggantikan kebisingan lagu disko yang diputar 51 tahun yang lalu.   

Potret Fahmy dengan istri (Ratna Sarumpaet) dan anak-anaknya | Foto diambil dari IDNTimes

Tanamur pada masa keemasannya

Tanamur, akronim dari "Tanah Abang Timur" didirikan oleh Ahmad Fahmy Alhady. Ia bukanlah seorang pegiat dunia hiburan di Jakarta, melainkan seorang mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan jurusan teknik industri di Jerman. Ayahnya, Zein Alhady, merupakan salah satu pengusaha keturunan Arab di bidang teksil dan batik di pasar Tanah Abang.

Ketika menjadi mahasiswa di Jerman, ia mengunjungi salah satu diskotek disana dan terkagum akan hiburan malam yang tidak dapat ditemukan di Jakarta.  

Jakarta saat itu dibawah kepemimpinan Gubernur Ali Sadikin sedang gencar-gencarnya mempromosikan rencana modernisasi kota Jakarta menjadi kota metropolitan. Tempat-tempat hiburan seperti diskotek atau rumah bordil diberikan izin selama dapat menghasilkan pajak yang menjadi sumber pemasukan provinsi DKI Jakarta.

Fahmy yang melihat peluang ini memutuskan untuk menghentikan studinya dan kembali ke ibu kota untuk mendirikan sebuah diskotek dengan modal sekitar 25 juta rupiah bersama dengan saudaranya yaitu Anis dan Kadim. Ia mengambil konsep tempat hiburan malam di Amerika, Jerman, dan Paris dan berhasil menyulap sebuah rumah tua menjadi diskotek. 

Suasana di Tanamur | Foto diambil dari JPNN

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline