Lihat ke Halaman Asli

Rofiq RijalFadilah

Saya seorang mahasiswa yang aktif di bidang sosial dan pendiddikan, aktif menulis dan sering mengikuti kegiatan sosial di masyarakat. Selain itu aktif dalam berorganisasi dan ikut serta berkontribusi di beberapa lembaga.

Menjaga Hati, Menjauhi Penyakit Batin.

Diperbarui: 28 Juli 2025   08:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Sumber: Pinterest)

            Ketahuilah bahwasannya hati merupakan bagian terpenting dari manusia yang menentukan sifat dan karakter manusia,  sebagaimana sabda nabi:

أَلَا وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلَا وَهِيَ الْقَلْبُ

"Ketahuilah, sesungguhnya di dalam tubuh manusia terdapat segumpal daging. Jika ia baik, seluruh tubuh baik. Jika ia rusak, seluruh tubuh juga rusak. Ketahuilah (segumpal daging) itu ialah hati." (HR. Muslim).

Berkaitan dengan hal tersebut, hati yang penuh dengan penyakit hati menjadi sebab kebinasaan seseorang dan berpotensi menyakiti orang lain. Sebab badan yang sakit hanya kita yang merasakan, tetapi hati yang sakit hanya akan dirasakan oleh orang lain. Badan yang sakit dapat diobati dengan pergi ke dokter, tetapi hati yang sakit kemana obat harus dicari? Wali'yadu billah.

Maka dari itu, diperlukan muhasabah atau intropeksi diri terhadap diri kita sebelum hati kita menyakiti orang lain melalui perbuatan atau perkataan yang lahir dari penyakit hati. Dengan mengenali kelemahan diri dan memperbaikinya, kita dapat mencegah hati menjadi sumber keburukan dan menggantinya dengan kebaikan.

Lalu, Apa saja penyakit hati dan apa saja ciri-cirinya?

Lebih lanjut, Imam Ghojali Rahimahullah di dalam kitab bidayatul hidayah mengatakan walaupun banyak penyakit hati yang menjadi sumber kebinasaan seseorang, setidaknya ada tiga penyakit hati yang menjadi sumber kebinasaan seseorang dan menjadi sumber dari sifat tercela lainnya.

Pertama, Hasud. Hasud merupakan rasa tidak suka atau keberatan ketika Allah mencurahkan nikmat dan karunia kepada orang lain, baik berupa harta, ilmu dan kecintaan manusia kepadanya, bahkan mengharapkan Allah mencabut nikmat tersebut, meskipun ia tidak mendapatkan apa-apa dari hilangnya nikmat itu. Maka sifat hasud ini menjadi kejahatan yang luar biasa, Karena itu Rasulullah SAW bersabda:

فَإِنَّ الْحَسَدَ يَأْكُلُ الْحَسَنَاتِ، كَمَا تَأْكُلُ النَّارُ الْحَطَبَ.

 "Karena sesungguhnya hasad itu dapat memakan kebaikan-kebaikan, sebagaimana api memakan kayu bakar." (HR Abu Daud)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline