Lihat ke Halaman Asli

Definisiku Untuk Ibuku

Diperbarui: 23 Desember 2022   21:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Suatu ketika ibuku pernah bilang begini;

"Nek kowe ki pinter, bakale gur dinggo kowe dewe, ibuk ra njaluk, Nduk."

Setiap orang pasti memiliki definisi tersendiri untuk kata "inspiratif" apalagi mengenai ibu mereka. Dan inilah kisah ibuku yang menginspirasi diriku.

Awal mula kalimat di atas terucap ketika seorang anak sering dimintai bantuan untuk mengerjakan pekerjaan rumah. Mulai dari memasak, mencuci, menyapu dan lain-lain. Tentu saja, sebagai anak sering kali merasa kesal, tapi tidak mau juga membantah. Hingga suatu saat saya yang sedang membantu memasak, didekati ibu dan beliau berkata di sebelahku "Nek kowe ki pinter, bakale gur dinggo kowe dewe, ibuk ra njaluk, Nduk." Yang artinya kurang lebih "Kalau kamu pintar, bakalan juga buat kamu sendiri, ibu gak minta, Nak."

Maksud dari perkataan beliau ialah semua yang saya jalani hari ini hanyalah sebagai bentuk latihan dan modal untuk ke depannya. Bukan untuk menyengsarakan anak-anaknya. Hingga sampai saatnya "pintar" semua akan berimbas pada diri anaknya sendiri. Pintar di sini bisa didefinisikan sebagai pintar mengurus rumah, karena sesukses apa pun orang, minimal harus tahu dasar-dasar mengurus rumah. Namun bisa juga dimaknai cerdas menjalani kehidupan bermasyarakat.

"ibuk ra njaluk." artinya ibu gak minta, bermakna suatu saat kalau anak-anaknya sukses karena ajarannya hari ini, beliau tidak akan meminta, karena tujuannya melekatkan ilmu didiri anak.

Begitulah ibuku. Sang pendidik pertama. Kata-kata yang beliau ucapkan, tidak pernah berbentuk intimidasi. Malah lewat candaannya yang garing, beliau menyisipkan pesan.

Satu contoh lagi yang beliau katakan dan mengakar sampai saat ini;

"Nek tibo yo gek tangi, poyo rep glusaran trus."

"Kalau jatuh ya bangun, apa ya mau tiduran terus." Kalimat sindiran yang sangat wow. Dikemas candaan seperti biasa, diambil dari kejadian remeh di rumah.

Untuk saya yang masih SMA dan masih di fase coba-coba. Mencoba menulis, mencoba public speaking, mencoba berorganisasi dll. Kalimat itu memiliki pesan mendalam tentang pantang menyerah. Dan saya yakin kalimat itu pasti akan terus bermanfaat hingga di hari kemudian.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline