Lihat ke Halaman Asli

Isson Khairul

TERVERIFIKASI

Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Video | Gugatan WS Rendra Satu Dekade

Diperbarui: 8 November 2019   22:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Willibrordus Surendra Broto Rendra. Publik kerap menyapanya, WS Rendra. Kalangan seniman merasa lebih akrab dengan sapaan, Mas Willi. Rabu dan Kamis ini (06-07/11/2019) digelar peringatan satu dekade WS Rendra.  

Ia lahir 07 November 1935 di Surakarta, Jawa Tengah, dan wafat pada 06 Agustus 2009 di Depok, Jawa Barat. Peringatan satu dekade WS Rendra tersebut digelar di Pusat Perfilman Usmar Ismail (PPUI), Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan. 

Di pembukaan acara, pada Rabu (06/11/2019), salah satu putri Rendra, Clara Sinta, meluncurkan buku puisi Antologi Puisi untuk Rendra: Rindu Rendra. Di antologi tersebut, dimuat sejumlah puisi karya sejumlah penyair tentang WS Rendra. 

Penyair dan tokoh teater Jose Rizal Manua adalah penggagas kelahiran antologi puisi tersebut. Kita tahu, Jose Rizal adalah salah satu sosok seniman yang sudah sangat lama berada di lingkaran dekat WS Rendra. 

Pada Rabu (06/11/2019) itu, Jose Rizal Manua bercerita tentang penangkapan WS Rendra oleh aparat keamanan. WS Rendra ditangkap aparat pada Senin (01/05/1978) siang di rumahnya di kawasan Pejambon, Jakarta Pusat. 

"Saya ditahan, entah sampai kapan. Tenang-tenang saja," ujar WS Rendra kepada kawan-kawannya, ketika ia diangkut aparat dari Pejambon. WS Rendra ditangkap, karena sajak-sajaknya dinilai menggedor penguasa yang berkuasa saat itu. 

Di Rabu (06/11/2019) tersebut, Jose Rizal Manua membacakan sajak "Surat untuk WS Rendra" yang terinspirasi dari penangkapan itu. Sejumlah penyair yang puisi mereka dihimpun dalam Antologi Puisi untuk Rendra: Rindu Rendra, juga membacakan sajak mereka malam itu. 

Masih relevan kah sajak-sajak WS Rendra kini? Ini petikan "Sajak Pertemuan Mahasiswa" salah satu sajaknya: 

kenapa maksud baik dilakukan
tetapi makin banyak petani kehilangan tanahnya
tanah-tanah di gunung telah dimiliki orang-orang kota
perkebunan yang luas
hanya menguntungkan segolongan kecil saja
 

Sekali lagi, masih relevan kah sajak-sajak WS Rendra kini? Silakan tanya nurani Anda.

Jakarta, 08 November 2019

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline