Lihat ke Halaman Asli

Irwan Rinaldi Sikumbang

TERVERIFIKASI

Freelancer

Survei Kepuasan Pelanggan, Kenapa Banyak Orang Enggan Mengisinya?

Diperbarui: 8 Desember 2022   16:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi survei (Sumber: Pixabay.com/andibreit)

Saat saya membaca email masuk, saya mendapatkan pesan dari sebuah hotel yang pada beberapa hari sebelumnya menjadi tempat saya menginap.

Isi email tersebut mengharapkan saya untuk mengisi survei yang terdapat dalam lampiran. Ya, katakanlah semacam survei kepuasan pelanggan.

Ketika saya klik lampiran dimaksud, semangat saya untuk mengisi survei layanan hotel itu langsung kendor, karena cukup banyak item yang harus diisi.

Segera saya tutup lampiran tersebut dan memutuskan tidak akan berpartisipasi dalam mengisi survei.

Ya, dalam hati saya mohon maaf pada pengelola hotel. Saya paham, jika saya berada di pihak hotel, tentu sangat berharap adanya feedback dari pelanggan yang pernah menggunakan hotel tersebut.

Tapi, mengingat ada beberapa email lain yang menurut saya lebih penting, saya merasa akan membuang waktu saja bila terus mengisi survei tadi.

Saya membayangkan bahwa survei layanan hotel tersebut jadi panjang karena dibagi atas beberapa bidang.

Mungkin ada yang minta pendapat tentang kondisi kamar, tentang pelayanan dari staf atau pekerja, tentang makanan di ruang breakfast, dan fasilitas lainnya.

Bisa jadi kalau saya mencoba mengisi survei tersebut hanya memakan waktu sekitar 5 menit saja.

Namun, saya terlanjur membayangkan akan butuh waktu lebih lama lagi, mengingat lampiran yang terdiri dari beberapa halaman.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline