Lihat ke Halaman Asli

Inosensius I. Sigaze

TERVERIFIKASI

Membaca dunia dan berbagi

Ada 3 Cara Menunggu di Ruang Tunggu Saat Antrian Vaksin

Diperbarui: 22 Juni 2021   12:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi orang-orang di ruang tunggu saat menunggu panggilan dokter. Dokumen diambil dari: invidis.de

Respek, kreatif dan bersih merupakan tiga hal yang penting saat orang menunggu di ruang tunggu kapan saja dan di mana saja.

Keseharian hidup manusia ternyata sering berhadapan dengan situasi yang menuntut seseorang untuk "belajar tentang cara menunggu." Dalam banyak kesempatan dan di banyak tempat siapa saja menjumpai banyak orang sedang menunggu, tapi mungkin juga tidak tahu tata cara menunggu yang baik.

Di bandara orang-orang duduk menunggu jadwal penerbangan, kadang dengan cemas dan gelisah, bahkan dengan harapan tertentu, semoga pesawatnya tiba tepat waktu atau tidak cancel.

Di stasiun kereta api pun sama, orang-orang menunggu jadwal keberangkatan kereta sesuai rute tujuan masing-masing ada yang di tempat parkir, di teras stasiun. 

Kebanyakan orang menunggu di ruang tunggu. Ruang tunggu adalah ruang yang secara khusus disediakan untuk siapa saja boleh duduk dan berdiri menunggu apa saja entah itu menunggu teman, atau juga menunggu jadwal keberangkatan dan lain sebagainya.

Orang tidak boleh lupa bahwa pengalaman menunggu di ruang tunggu tempat dokter praktek itu juga penting untuk dilihat dan dipelajari. Pengalaman pribadi pada saat di vaksin beberapa waktu lalu telah menggerakkan hati saya untuk menulis tentang "cara menunggu."

Menunggu di ruang dokter praktek keluarga (Hausarzt)

Hari ini tiba-tiba saya melihat daftar panggilan pada handphone saya, ternyata ada dua kali panggilan dari Hausarzt atau semacam dokter yang sudah menjadi langganan pemeriksaan kesehatan pribadi.

Panggilan itu membuat saya ingat akan janjian kami tiga minggu sebelumnya terkait janji untuk memperoleh vaksin Biontech. Waktu itu, saya bertanya apakah saya harus menelpon lagi dokter untuk bertanya, kapan saya boleh datang untuk divaksin.

Katanya, tidak perlu, karena dia yang akan menghubungi saya via telepon. Benar seperti yang dikatakannya, ia menelepon saya, namun karena pada waktu itu saya tidak membawa handphone karena lagi di ruang perpustakaan, maka saya baru lihat keesokan harinya.

Setelah melihat dua panggilan itu, saya langsung ke Hausarzt itu, kebetulan sekali hanya 5 menit dengan berjalan kaki. Waktu masuk ke ruangan tempat praktek dokter itu, saya melihat seorang pria yang masih muda sedang berdiri di depan penerima tamu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline