Lihat ke Halaman Asli

Imaduddin Kamal Thoriq

mahasiswa PWK'19 UNEJ

Mengapa Pembangunan Nasional Butuh Pajak?

Diperbarui: 6 April 2020   11:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Sejauh ini, kita mengetahui bahwa era pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) pada periode pertama kepemimpinannya dengan Jusuf Kalla sangat gencar terhadap pembangunan infrastruktur. 

Salah satu contoh nyata pembangunan infrastruktur di era Jokowi yaitu pembangunan ratusan kilometer jalan, termasuk jalan Trans-Jawa sepanjang 600 km yang telah lama tertunda sebelumnya. 

Jalan ini pada akhirnya menghubungkan pulau terpadat Indonesia dari ujung ke ujung, disertai dengan jalan di perbatasan sepanjang lebih dari 1.000 km. Berbeda dengan periode keduanya, pembangunan nasional sedikit bergeser dari pembangunan infrastruktur menuju pembangunan sumber daya manusia. 

Hal itu terlihat pada tahun 2020,  APBN memiliki tema besar yaitu "Mendukung Indonesia Maju". Kebijakan fiskal akan lebih diarahkan untuk mendukung akselerasi daya saing melalui inovasi dan penguatan kualitas sumber daya manusia. 

Berbagai kebijakan di bidang pendidikan dan kesehatan akan dilakukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar siap berkompetisi dan beradaptasi dengan kemajuan industri dan teknologi. 

Di sisi lain, Pemerintah akan melanjutkan pembangunan infrastruktur yang semakin merata, mengalokasikan sumber daya ekonomi dengan lebih efisien dan efektif, serta mendorong birokrasi yang efektif, melayani, dan bebas korupsi.

Untuk mewujudkan tema besar Indonesia Maju maka dalam realisasinya membutuhkan biaya yang sangat besar dan perlu banyak memperhatikan masalah-masalah dalam pembiayaan pembangunan. 

Di Indonesia sendiri lebih dari 80% penerimaan Negara Republik Indonesia berasal dari pajak. Berdasarkan APBN 2020 penerimaan perpajakan yaitu sebesar 1.865,7 Triliun dari total pendapatan negara sebesar 2.233,2 Triliun. Karena normalnya APBN yang baik adalah penerimaan utamanya adalah dari pajak, bukan berasal dari pengelolaan Sumber Daya Alam semata, karena salah satu fungsi dari pajak adalah fungsi stabilitas. 

Dengan adanya pajak, pemerintah memiliki dana untuk menjalankan kebijakan yang berhubungan dengan stabilitas harga sehingga inflasi dapat dikendalikan. 

Karena menilik dari sejarah Venezuela yang menerapkan kebijakan ekonomi Hugo Chavez yang penerimaan negaranya 95% berasal dari ekspor minyak bumi, sehingga ketika harga minyak bumi jatuh maka perekonomian negara juga akan jatuh pula, lain halnya dengan pajak yang dapat menstabilkan dan tetap menggerakkan roda perekonomian.

Pajak sendiri merupakan kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pajak sebenarnya sudah dikenal dan dipraktikkan sejak zaman dahulu oleh nenek moyang kita pada masa kerajaan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline