Lihat ke Halaman Asli

rokhman

TERVERIFIKASI

Kulo Nderek Mawon, Gusti

Hasil Survei, Penanganan Covid-19 di Indonesia Berkategori Baik

Diperbarui: 18 Mei 2020   08:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tangkapan layar hasil survei persepsi masyarakat tentang penanganan Covid-19 di berbagai negata. Sumber tangkapan, blackbox.com.sg.

Di tengah kritik yang mendera Indonesia terkait penanganan Covid-19, ternyata ada kabar baik. Survei internasional menyebutkan penanganan Covid-19 di Indonesia berkategori baik.

Survei itu dilaksanakan lembaga survei terkemuka Singapura Blackbox Research bekerja sama dengan panelis online internasional Toluna. Survei dilaksanakan di 23 negara dengan 12 ribu responden. Survei dilaksanakan April 2020.

Survei tersebut ingin mengetahui persepsi masyarakat soal penanganan Covid-19 di negara masing-masing. Penilaian terdiri atas empat poin yakni kepemimpinan politik, kepemimpinan perusahaan,  komunitas, dan media. Seperti dikutip dari blackbox.com.sg, Indonesia berada dalam kategori baik.

Masyarakat dengan kepuasan tertinggi ada di Cina. Masyarakat di Cina puas dengan penanganan Covid-19. Penanganan Covid-19 di Cina menurut survei tersebut adalah tertinggi dengan skor 85.

Posisi kedua adalah Vietnam dengan 77 poin. Selanjutnya ada India, Malaysia, Taiwan, dan Filipina. Indonesia ada di posisi 7 dengan 48 poin, sama dengan Singapura. Skor Indonesia ini di atas skor rata-rata dunia, yakni 45.

Yang menarik, ternyata negara maju memiliki skor yang rendah. Jerman, Amerika, Inggris, Prancis, Italia berada di bawah Indonesia. CEO Blackbox Research David Black mengatakan bahwa survei itu adalah cerminan kenyataan negara dalam menghadapi pandemi.

Dari persepsi warganya, maka penanganan Covid-19 di negara barat lebih buruk daripada di negara timur. Ternyata, negara timur khususnya Asia, dinilai warganya bisa menghadapi pandemi dengan baik.

Sebagai sebuah karya ilmiah, tentu saja survei ini bisa dikritisi. Misalnya, bagaimana menentukan sampelnya. Apakah sampel mewakili populasi yang dituju. Bisa juga ditanyakan lebih dalam, apakah tingkat kekritisan warga akan makin membuat warga tak puas?

Atau misalnya, bisa juga ditanya bagaimana pendanaan dalam penelitian tersebut. Selain itu, ada banyak pertanyaan yang bisa dilayangkan. Sebagai hasil penelitian, tentu pertanyaan-pertanyaan layak dilayangkan dan dikritisi. Hal itu adalah kewajaran dalam dunia akademik.

Namun, kita juga tak bisa menutup mata bahwa survei tersebut adalah hasil penelitian dengan cara yang ilmiah. Tentu saja, sebagai hasil ilmiah, temuan dalam survei ini membuktikan bahwa kita layak berbangga.

Penelitian ilmiah dengan survei juga memiliki basis teori yang jelas. Penelitian ilmiah ini jelas berbeda dengan spekulasi yanh muncul hanya didasarkan pada satu fakta saja. Misalnya, menilai penanganan Covid-19 di Indonesia buruk hanya dengan melihat satu kasus tentang ketidakpatuhan warga pada PSBB.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline