Lihat ke Halaman Asli

Ikrom Zain

TERVERIFIKASI

Content writer - Teacher

Ada Anggota Keluarga Sakit Keras, Berbagi Makanan Berbuka pun Urung Dilakukan

Diperbarui: 10 April 2022   09:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen Pribadi

Keluarga besar saya memiliki tradisi buka puasa bersama sekaligus berbagi makanan dua kali selama bulan Ramadan.

Kegiatan berbagi seringkali dilakukan pada masjid sekitar rumah lantaran kesibukan anggota keluarga. Menu yang dibagikan kalau tidak es buah, gorengan, atau makanan ringan lain. Jarang sekali keluarga besar saya berbagi makanan berat. Meski sederhana, yang penting niat berbaginya masih tampak.

Pun demikian dengan niat berbagi makanan pada akhir pekan ini. Sejatinya, kami sudah siap untuk berbagi makanan dengan sekitar. Kami juga menyiapkan menu buka puasa yang bisa dinikmati oleh orang sekitar yang kebetulan lewat rumah kerabat saya yang menjadi tempat berkumpul.

Adik saya kebagian membuat es buah seperti biasa dan anggota keluarga lain mmebuat sajian menu makanan berat. Saat itu, kami memutuskan untuk makan soto sebagai makanan utama. Menu soto dipilih karena kuahnya bisa diabgi-bagi juga pada lingkungan sekitar untuk makan sahur. Lebih rpaktis jika dibandingkan dengan menu lainnya.

Sayang, beberapa jam sebelum buka puasa, kami ditelepon oleh kerabat dekat bahwa ada salah satu anggota keluarga yang sedang koma dan cukup mengkhawatirkan. Sontak saja, berbagai rencana itu pun tidak bisa terlaksana dengan baik. Kami tidak jadi berbagi menu takjil yang sedianya akan diberikan ke masjid. Pun demikian dengan acara buka bersama yang terpacu oleh waktu lantaran segera ke rumah anggota keluraga tersebut. Beliau merupakan Pakdhe saya yang sudah sepuh dan hanya tinggal bersama anak laki-lakinya.


Beberapa anggota keluarga hanya sempat membungkus kuah soto untuk diberikan pada anak Pakdhe saya yang kebetulan tinggal cukup jauh dari anggota keluarga lain. Rasanya seperti diaduk. Di satu sisi kami masih ingin berbagi kepada sekitar dan makan bersama, di sisi lain ada anggota keluarga yang membutuhkan perhatian kami.

Mau tak mau, kami mengutamakan keselamatan anhggota keluarga kami dulu dengan menghubungi dokter. Sembari menunggu dokter, banyak anggota keluarga yang membacakan surat yasin dan menuntun kalimat talbiyah pada Pakdhe saya.

Rupanya kondisi beliau memang cukup parah dan harus segera dirujuk ke rumah sakit. Sambil menunggu ambulans, kami terus membacakan yasin dan doa untuk kesembuhan beliau. Bagi kami, meski gagal berbagi pada sesama, yang terpenting kami berbagi dulu pada anggota keluarga yang benar-benar membutuhkan.

Saya juga menyadari bahwa berbagi tak harus dalam bentuk materi. Berbagi tenaga, doa, dan usaha lain juga penting dilakukan di bulan suci ini. Meski sederhana, tetapi sangat penting bagi anggota keluarga. Saya berprinsip pula bahwa sedekah pada sanak famili lebih utama. 

Menurut penyataan Imam Nawawi dalam kitabnya Al-Majmu' Syarah Al-Muhadzab, ulama telah sepakat bahwa bersedekah kepada sanak famili lebih utama dibandingkan yang lain berdasarkan referensi beberapa hadits. Belum lagi, sanak famili yang kami bantu kebetulan tidak ada yang bisa memasak karena semuanya laki-laki.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline