Lihat ke Halaman Asli

IDRIS APANDI

TERVERIFIKASI

Penikmat bacaan dan tulisan

Peran Santri di Era Disrupsi

Diperbarui: 22 Oktober 2021   04:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari Santri | Sumber: foto.kompas.com

Santri adalah salah satu unsur yang tidak terpisahkan dari dunia pesantren. Santri diartikan orang yang sedang belajar ilmu agama Islam kepada kyai atau ustaz di pondok pesantren. 

Santri ada yang disebut santri mukim (yang menetap di pondok pesantren) dan dikenal juga "santri kalong" yaitu santri yang tidak menetap di pondok pesantren. Biasanya "santri kalong" adalah penduduk yang tinggal di dekat pondok pesantren.

Dalam perkembangannya, label santri bukan hanya disematkan kepada orang yang belajar ilmu agama di pesantren tradisional atau modern, tetapi juga yang memperdalam ilmu agama sambil kuliah di perguruan tinggi. Di beberapa kampus perguruan tinggi Islam juga didirikan pesantren kampus.

Tidak ada batasan umur minimal dan maksimal seorang santri belajar di sebuah pondok pesantren. Tidak ada juga batasan waktu lama seorang santri belajar lembaga tersebut. 

Sepanjang seorang santri ingin belajar ilmu agama, maka dia boleh belajar di pondok pesantren. Apalagi saat ini, selain pondok pesantren yang melakukan pembelajaran secara tatap muka, juga ada pesantren virtual di mana santri atau orang yang ingin belajar agama bisa belajar secara virtual (daring/online). 

Selain membaca materi dari internet, mereka pun membuka layanan konsultasi atau tanya jawab seputar agama Islam dengan guru/pembimbingnya secara daring.

Setelah seorang santri "selesai" belajar di pondok pesantren, biasanya akan menyebarkan ilmunya dengan cara menjadi guru ngaji, mendirikan majelis taklim, atau mendirikan pondok pesantren. 

Selain berkiprah pada bidang agama Islam, santri pun cukup banyak yang menjadi PNS, guru, dosen, anggota TNI/POLRI, pengusaha, petani, peternak, dan sebagainya. 

Ilmu agama yang dipelajarinya selama di pondok pesantren diharapkan menjadi fondasi dalam melaksanakan tugas atau usahanya. 

Intinya, santri tidak harus selalu menjadi guru ngaji, tetapi saat dia tidak berprofesi sebagai guru ngaji, jiwa santrinya tetap melekat dalam dirinya dan tercermin dalam kehidupan sehari-harinya. Dengan kata lain, dia menjadi pribadi yang nyantri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline