Lihat ke Halaman Asli

Ida Pakpahan

Tukang Tulis

Cerpen: Punggung Terpeluk Takkan Dipukul

Diperbarui: 23 Januari 2021   21:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tangan Ani bergantian memegang kayu bakar yang ia junjung. Sesekali sebelah tangan yang bebas menarik celananya yang agak melorot, padahal sudah ia ikat pakai tali plastik di bagian pinggangnya. Ia melangkah cepat-cepat supaya bisa segera sampai di rumah. Lagipula, perutnya sudah keroncongan minta diisi.

Suara cekikikan dari belakang lantas membuat langkah Ani kian pelan. Ia kenal betul suara centil di belakangnya, namun tak ingin menoleh untuk memastikan, apalagi melihat si punya suara. Ani semakin mempercepat langkahnya, dan seketika itu pula kaki-kaki di belakangnya menyusul berlari. Seperti mengejar Ani.

Hingga sebuah pukulan keras di punggungnya membuat Ani tersentak, sekaligus rambutnya ditarik ke belakang sehingga kayu yang ia junjung pun lantas terjatuh. Tak sampai dua detik, suara tawa mengejek pun menyusul. Kini di depannya tiga perempuan sebaya dengannya lari meninggalkan Ani yang matanya sudah menyiratkan dendam.

Tengok aja nanti. Kubalas kalian, begitu batinnya.

***
Suara tawa berkepanjangan seketika memenuhi balai desa. Film komedi dari Warkop DKI yang tertayang di layar tancap benar-benar mengocok perut. Hingga orang-orang yang berada di sana lupa akan lelahnya bekerja seharian tadi. Melupakan masalah sejenak dengan bersenang-senang.

Tak terkecuali Ani, ia pun menikmati apa yang ia tonton di layar tancap itu. Namun tawanya terhenti tatkala melihat Sri--salah seorang yang semalam menyerangnya di tengah jalan, juga perempuan itu sudah menjadi musuh bebuyutan Ani sejak lama. Sri selalu mengejek Ani lantaran ia tak pernah memakai seragam merah putih dan bersepatu bagus. Begitupun Ani, ia sering mengejek Sri yang masih saja mengompol meskipun sudah masuk sekolah. Jadilah keduanya tak pernah akur.

Seperti Tom yang diam-diam ingin menangkap Jerry, Ani menghampiri Sri dari belakang tanpa memperlihatkan keberadaannya. Pun sepertinya karena terlalu menikmati film, Sri tak tahu bahwa ada yang seseorang yang akan memangsanya.

Ani melihat punggung Sri tak terlindungi, juga rambutnya yang tergerai. Sontak Ani meninju kuat punggung Sri dan menjambak rambutnya hingga membuat perempuan beranjak remaja itu hampir jatuh ke belakang. Sama seperti yang dilakukan Sri semalam, Ani lalu lari dari sana dengan tawa puas. Bagi Ani, setiap perbuatan yang baik maupun buruk akan sah bila dibalas dengan perbuatan yang sama.

Selesai.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline