Lihat ke Halaman Asli

Geraldo Horios

没有人 v ホセ

Dilema Perusahaan Mendukung LGBTQ+

Diperbarui: 9 Juli 2022   09:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Unsplash/Raphael Renter

Bukan rahasia lagi kalau banyak perusahaan global mendukung LGBT. Beberapa perusahaan yang familiar mulai dari Starbucks, Microsoft, Google, Coca-Cola, Mastercard, dan lainnya. Alasan mendukung ini berbagai macam, untuk menjunjung hak asasi manusia, menciptakan perusahaan yang bersikap terbuka dan lain-lain. Jika ditanya mengapa perusahaan mendukung LGBT? Setidaknya saya menemukan 2 faktor yang membuat perusahaan harus mendukung LGBT yaitu sumber daya manusia dan pasar. 

Sumber daya manusia

Menurut survei yang dilakukan National Center for Education Statistics 2020, pria gay memiliki GPA lebih tinggi dibanding pria normal, mengambil kelas yang sulit, belajar dengan baik, hingga tingkat drop out (DO) yang rendah. Pertanyaan apa pria gay lebih pintar daripada pria normal sudah banyak beredar dari 2013. Namun ahli menyampaikan bahwa "pria gay mengetahui tantangan, hambatan, dan diskriminasi yang akan mereka hadapi  di masa depan sehingga belajar lebih keras dari yang lainnya". Tidak heran jika ada artikel terkait gay yang menjadi 10 pionir dalam ilmu komputer

Selain itu, berdasarkan pengalaman pribadi saya memilih kursus untuk data analyst dan data scientist di google dan IBM tidak sedikit pengajarnya merupakan gay dan yaaa sesuai survei di atas bahwa pria gay cenderung mengambil kelas yang rumit. Dari lingkungan pergaulan saya yang juga ada berasal dari komunitas tersebut, rata-rata memiliki emotional inteligence yang baik dan kreativitas yang tinggi. Balik lagi ke kepentingan perusahaan, tentu saja ingin mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas dengan etos kerja yang tinggi terlepas dari masalah gender. 

Pasar

Menurut LGBT Capital, daya beli komunitasnya dan tidak terbantahkan sekitar $3,7 triuliun secara global. Itulah sebabnya setiap perusahaan berusaha menangkap peluang "rainbow in june / pride month" karena uang mereka akan mengalir secara terus menerus ke sana. Survei lainnya menyampaikan daya beli komunitas LGBT di Inggris (pink pound) saat ini diperkirakan mencapai £6 miliar per tahun. Sulit terbantahkan bahwa daya beli komunitas ini yang sangat besar menjadi target yang ingin diraih perusahahaan meskipun sulit melakukan pemasaran atau iklan terkait LGBT. 

Sebagai contoh Unilever Indonesia pernah menampilkan logo unilever dengan pelangi. Iklan dan logo ini mendapat kecaman yang sangat luar biasa oleh masyarakat Indonesia. Beberapa perusahaan global yang mendukung LGBT melakukan penyesuaian untuk perusahaan cabang di Indonesia. 

Instagram/ beoncloud.official

Secara data, tidak ada jumlah pasti seberapa besar pasar LGBT di Asia ataupun Indonesia. Juga tidak ada data menunjukkan berapa persentase jumlah LGBT di Indonesia. Meskipun begitu, beberapa data yang dapat menunjukkan bahwa LGBT di Asia cukup banyak berasal dari tayangan drama/film terkait LGBT yang beredar. Dari hasil statistik penonton drama/film tersebut terlihat Indonesia menjadi salah satu negara dengan konsentrasi penonton terbanyak. Kita bisa mengetahui sekarang banyak yang menonton film tersebut baik dari komunitas LGBT sendiri ataupun orang yang menyukai hal yang bersinggungan dengan itu. Lebih rinci lagi, dapat dikatakan pasar komunitas pelangi tersebut juga cukup besar di Asia dan Indonesia. 

Tidak ada yang tau bagaimana langkah dan sikap perusahaan ke depan. Saya pribadi juga tidak tau perusahaan bersikap mendukung atau mengambil untung. Satu hal yang pasti ialah sumber daya manusia dan pasar komunitas yang eksis sekarang. Tidak tau juga bagaimana sikap pemerintah menanggapi hal ini, karena tidak dapat disangkal pasarnya. 

Catatan: Artikel ini tidak bermaksud menyinggung pihak siapapun. Hanya sekedar menginformasi dan mengedukasi. 

Salam damai,

27 Juli 2022

Geraldo Horios




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline