Lihat ke Halaman Asli

Y. Edward Horas S.

TERVERIFIKASI

Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Cerpen: Tangisan Bayi di Tepi Sawah

Diperbarui: 25 Agustus 2021   16:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi tepi sawah pada malam hari, sumber: putraadiy via steemit

Malam semakin pekat. Lampu di jalanan sudah redup. Angin berembus kencang, dingin menyayat tulang. Tidak ada seorang pun berjalan di sana. Daun-daun kering yang berjatuhan dari pohon bertebaran mengotori jalan.

Tiba-tiba isak tangis terdengar. Begitu kencang, membelah kesunyian malam. Suara itu seperti merengek-rengek, meminta tolong minta diperhatikan. Kian keras dalam kian larutnya malam. Entah, dari mana suara itu berasal.

Aku berjalan terhuyung-huyung seperti hilang arah di tengah jalan. Beban pekerjaan yang ada dan terus ada, semakin bertumpuk dan menyesakkan pikiran. Aku pun hampir jatuh jika suara itu tidak terdengar.

"Pak, ada suara?" tanyaku pada seorang penjual minuman di tepi jalan.

"Tidak ada, Pak," jawabnya sembari menoleh ke kanan kiri.

Aku belum tuli. Aku benar-benar mendengar tangisan.

"Bapak benar tidak dengar?"

Ia hanya menggeleng. Karena tangisan itu semakin mengganggu, aku mencarinya. Ada sepetak sawah di tepi jalan, terpisah dengan sebuah parit. Ilalang-ilalang tumbuh lebat di sana bersama padi yang telah menguning.

Aku mendekati tempat itu. Aku melompat menyeberang parit. Suara itu semakin jelas, seperti memanggilku ke sana. Dalam penglihatanku yang sedikit samar, kusibakkan ilalang-ilalang yang bertumpuk itu.

Aku tidak percaya. Mataku terbelalak. Apa yang kulihat di depan mata betul-betul mengejutkan. Ada sekotak kardus cokelat berisi seorang bayi. Bayi itu diselimuti handuk putih hangat. Ada warna merah di sana-sini, seperti darah. Aku membaui dengan benar. Ya, aku tidak salah. Itu bau amis darah. Kepalaku pusing.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline