Lihat ke Halaman Asli

Honing Alvianto Bana

Hidup adalah kesunyian masing-masing

Cerpen | Kuntilanak di Mata Air Oenasi

Diperbarui: 24 April 2020   10:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi: Mata air Oenasi | piqsels.com

Pada suatu sore di tahun 1982, ditemukan sesosok mayat perempuan, tergeletak di sebuah mata air yang mengairi sungai Oenasi.

Perempuan itu adalah Neta, yang sejak pagi tadi mencuci setumpuk pakian disekitar sekitar anak tangga terakhir dekat mata air.

Alkisah, beberapa saat setelah kejadian tersebut, warga mulai berkumpul...

"Ini sudah mayat ke 11 yang mati disungai ini."

"Mengerikan."

"Bahkan Neta yang tidak tahu apa-apa, yang setiap hari menjual bawang dipasar pun ikut jadi korban!"

Tak seperti penemuan mayat-mayat sebelumnya di mana warga segera mengangkat mayat itu dari sungai, kini mereka hanya berdiri diatas jembatan, sambil melihat kearah mata air dengan raut wajah yang ketakutan.

"Jelas ini bukan kematian biasa."

"Jadi benar apa yang dikatakan kakek Amle'ut? Neta mati ditangkap kuntilanak disekitar jembatan, sama seperti kematian orang-orang sebelumnya?" Begitulah kabar yang beredar disebuah kampung kecil bernama Oenasi.

Seorang kepala kampung bernama kakek Amle'ut memberi penjelasan perihal kematian misterius yang terjadi selama beberapa hari terakhir.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline