Lihat ke Halaman Asli

Herry Mardianto

TERVERIFIKASI

Penulis

Ide dan Bahasa: Titik Pijak Menciptakan Tulisan

Diperbarui: 4 Desember 2022   15:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi gagasan dalam tulisan. (sumber: pixabay.com/Alexas_Fotos)

Jika kita selesai membaca sebuah artikel, cerita pendek, naskah drama, sandiwara radio, sesungguhnya apa yang ada di balik tulisan-tulisan itu? Apa yang diungkapkan dalam artikel, cerita pendek, naskah drama, sandiwara radio tersebut?

Berangkat dari manakah seseorang dapat menuliskan suatu hal atau peristiwa tertentu?

Jawaban rentetan pertanyaan itu bisa sangat sederhana karena setiap tulisan, apa pun bentuknya, entah itu tulisan yang berangkat dari fakta (factual writing) maupun khayalan/imajinasi (imaginative writing) dengan panjang berpuluh-puluh halaman maupun tulisan hanya beberapa halaman saja selalu berangkat dari ide/buah pikiran atau gagasan.

Jadi, urusan pertama kali saat akan membuat tulisan adalah dengan ide atau buah pikiran.

Kenyataannya tidak ada satu tulisan pun yang tidak berangkat dari ide. Ide bisa didapatkan dari berbagai kemungkinan: pembacaan, pengamatan, pengalaman, pemikiran, gejolak kalbu, dan sebagainya. 

Perlu digarisbawahi bahwa seseorang yang ingin menjadi penulis harus rajin membaca "teks kehidupan", baik yang bisa dilihat maupun didengarkan. 

Bagaimana mungkin seseorang akan dapat menjadi penulis jika tidak pernah membaca referensi, menyaksikan televisi, mendengarkan radio, atau mengamati keadaan sekeliling? 

Tentu saja ketika seseorang sudah rajin "membaca teks kehidupan" tidak secara otomatis akan menjadi penulis karena kegiatan menulis memerlukan kesungguhan, motivasi, dan latihan secara terus-menerus. 

Di samping itu, seorang penulis harus memiliki daya kreatif, daya imajinatif, dan memiliki kekayaan perbendaraan kosakata. Menulis selalu memerlukan ide-ide baru, menciptakan hal-hal baru (daya kreatif) dengan membayangkan atau mengangankan bahwa kita (sebagai penulis) mampu menyelesaikan apa yang (akan) dituliskan (daya imajinatif). 

Pemaparan ide dituangkan menggunakan kosakata yang beragam sehingga pilihan kata (diksi) tidak membosankan dan tepat dalam penggunaannya. 

Salah satu cara memperkaya kosa kata adalah dengan banyak membaca tulisan orang lain dan rajin membuka kamus, baik Kamus Besar Bahasa Indonesia maupun Kamus Sinonim.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline