Lihat ke Halaman Asli

Bangsa (belum) Gemar Membaca

Diperbarui: 21 September 2016   12:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Mungkin diantara kita tidak banyak yang tahu bahwa bulan September adalah Bulan Gemar Membaca, dan tanggal 14 September adalah hari kunjung perpustakaan. Pencanangan sekaligus gerakan ini dimulai ternyata sejak tahun 1995 oleh Presiden Soeharto. Tujuannya tentu seputar meningkatkan minat baca masyarakat Indonesia yang tergolong masih rendah.

Pertanyaan berikutnya adalah, apakah di tahun 2016 ini atau sekitar 21 tahun setelah berjalannya  gerakan tersebut, minat baca masyarakat Indonesia bertambah tinggi ? . Sayangnya data yang ada tidak demikian, justru menunjukkan hal yang memprihatinkan.

Penelitian yang diadakan oleh Central Connectitut State University pada tahun 2016 ini menempatkan peringkat minat baca masyarakat Indonesia dalam World’s Most Literate Nations berada di urutan 60 dari 61 negara. Data lain didapat lebih awal, yaitu pada tahun 2012, dimana tingkat membaca penduduk Indonesia yang dilansir oleh UNESCO hanya pada angka 0,001.  Angka itu menunjukkan bahwa, dari 1.000 penduduk, hanya ada 1 orang yang mempunyai minat baca dengan baik dan serius.

Data di atas terkait rendahnya minat baca bangsa kita tentu sangat memprihatinkan, setidaknya dilihat dari dua sisi. Pertama, karena bangsa ini mempunyai banyak inspirasi tentang sosok-sosok pembaca bahkan penggila buku sejati, bahkan diantara mereka adalah para pahlawan utama dan pemimpin negeri ini. Sebut saja para dua dari para founding fathers bangsa ini, bung Karno dan bung Hatta, teramat sangat dikenal sebagai pemimpin-pemimpin yang gila buku.

Bung Karno sejak kecil gemar membaca, ia mengenang hal tersebut dalam autobiografinya dengan menyebutkan : “ Seluruh waktuku kugunakan untuk membaca, sementara yang lain bermain-main, aku belajar.

Aku mengejar ilmu pengetahuan di samping pelajaran sekolah”. Kebiasan tersebut terus dijalani sepanjang hidup dan perjuangan sang proklamator, bahkan saat pengasingan di Bengkulu tercatat koleksi bung Karno mencapai 1000 judul buku. Hingga saat ini kita masih bisa bernostalgia melihat buku-buku yang pernah di baca Bung Karno, baik di perpustakaan nasional maupun berjajar rapi di Istana Jokowi.

Kita tidak lupa bagaimana kutu bukunya Bung Hatta sampai disebutkan bahwa istri pertamanya adalah buku, baru berikutnya wanita. Ketika pulang dari perkuliahan di Belanja ia membawa 13 peti penuh berisi buku, sehingga petugas pelabuhan Tanjung Priuk sampai menghabiskan waktu tiga hari untuk memeriksa satu persatu. Begitu berharganya arti sebuah buku bagi bung Hatta, saat akan pulang dari pengasingan di Banda Neira, beliau memperjuangkan satu peti bukunya untuk ikut dibawa bersama pesawat kecil yang menjemputnya.

Kita juga tidak lupa bagaimana sosok ulama sekaligus pahlawan kita, Buya Hamka, beliau menghabiskan waktu dalam sehari 5-6 jam khusus untuk membaca, termasuk membaca Al Quran. Karena kegemarannya tersebut, ketua MUI pertama ini dikenal sebagai seorang otodidak dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan seperti filsafat, sastra, sejarah, sosiologi dan politik, baik Islam maupun Barat

Hamka juga sangat produktif menulis, beliau telah menghasilkan karya, baik novel maupun tulisan keagamaan sebanyak 79 judul, bahkan diantaranya adalah karya monumental beliau Tafsir Al Azhar 30 juz yang beliau selesaikan saat dalam penjara masa Soekarno.

Bukan hanya dari kalangan pahlawan, bangsa ini juga mempunyai banyak inspirasi dari para pemimpin atau presiden yang gemar buku. Sebut saja BJ. Habibie dan SBY yang sangat dikenal hoby membaca buku, hingga kini masing-masing telah membuat perpustakaan dengan koleksi buku yang sangat banyak.

Perpustakaan milik SBY tercatat memiliki sebanyak 13.500 judul buku. Begitu pula dengan Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid, yang memang sejak kecil tumbuh berkembang dari keluarga pecinta ilmu, maka ia begitu gemar melahap buku-buku tebal jauh melampaui usianya. Saat kuliah di Kairo dan Bagdad pun ia banyak menghabiskan waktu untuk membaca anek ragam buku di banyak perpustakaan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline