Lihat ke Halaman Asli

Harmoko

Penulis Penuh Tanya

Rojali, Rohana, dan Robeli: Trinitas Konsumen di Negeri Diskonan

Diperbarui: 30 Juli 2025   09:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Trinitas Konsumen: Lihat, Tanya, Beli. (Ilustrasi: Gambar ini dihasilkan dengan bantuan AI). Rabu, (30/7/2025).

Di negeri ini, pengukur denyut ekonomi bukan lagi inflasi atau suku bunga acuan, tapi seberapa ramai mall saat weekend dan seberapa cepat promo "mid year sale" viral di TikTok. Lupakan data BPS, yang penting antrean di kasir Indomaret masih ada.

Lalu muncullah tiga tokoh kontemporer yang tak kalah ikonik dari trio Warkop DKI: Rojali, Rohana, dan Robeli. Bukan nama teman sekolah, melainkan representasi nyata dari kondisi daya beli rakyat hari ini.

Rojali dan Rohana: Turis Mall Zaman Now

Rojali, alias Rombongan Jarang Beli, biasanya datang berombongan---kadang sekeluarga besar plus anak tetangga. Mereka mengelilingi mall seperti turis di museum. Semua ditanya, semua dicoba, semua dicium aromanya, tapi tidak ada yang benar-benar dibeli. Paling banter, pulang bawa katalog diskon dan plastik kosong yang diselipkan ke dalam tas biar terlihat 'habis belanja'.

Tak kalah menarik, Rohana, Rombongan Hanya Nanya-Nanya. Mereka masuk toko dengan percaya diri, mencoba sepatu limited edition sambil selfie tiga sudut, tanya harga, tanya warna lain, lalu pamit sambil bilang, "Nanti balik lagi ya, Mbak." Jangan salah, mereka ini konsumen yang sopan dan berpendidikan. Bedanya cuma satu: niat beli ditinggal di parkiran.

Mall Jadi Studio Konten, Bukan Tempat Transaksi

Fenomena Rojali dan Rohana bukan semata tren iseng, melainkan cerminan daya beli rakyat yang sedang loyo seperti baterai ponsel yang dicolok tapi listriknya padam. Dulu, orang ke mall untuk belanja. Sekarang, ke mall untuk ngadem, numpang sinyal, dan jadi figuran dalam konten TikTok orang lain.

Datangnya Robeli, Harapan atau Ilusi?

Apindo, asosiasi pengusaha yang tak pernah kehilangan harapan, menyebut Robeli akan segera hadir. Ini singkatan dari Rombongan Benar Beli---kelompok konsumen yang katanya mulai muncul seiring optimisme ekonomi.

Katanya, kalau produk lokal makin berdaya saing, investasi tumbuh, dan diskon makin menggila, Robeli akan datang seperti superhero Marvel yang telat muncul di trilogi.

Tapi mari kita realistis. Robeli hanya akan lahir kalau isi dompet rakyat naik kelas, bukan sekadar ganti cover. Daya beli itu bukan soal niat, tapi soal uang yang bisa dipakai setelah bayar listrik, cicilan, bensin, dan paket data.

Lipstick Index & Konsumsi Gaya Hidup

Lucunya, fenomena Rojali-Rohana hidup berdampingan dengan Lipstick Index---sebuah istilah ekonomi yang menjelaskan bahwa walau konsumsi menurun, barang-barang kecil nan 'glamor' justru laris.

Jadi meskipun rakyat menahan beli beras, mereka tetap beli skincare glowing. Karena bagi rakyat hari ini, glowing di story lebih penting daripada kenyang di rumah. Ekonomi boleh suram, tapi feed Instagram tak boleh pudar.

Pemerintah & Retailer, Silakan Akrobat Lagi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline