Lihat ke Halaman Asli

Harfei Rachman

An Un-educated Flea

Asal Muasal Cerpen "Babak-Babak" dan Perlawanan Saya Melawan Stigma Bunuh Diri

Diperbarui: 10 September 2018   20:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bertepatan dengan hari pencegahan bunuh diri ini pada tanggal 10 September 2018, saya ingin bercerita tentang tulisan/cerpen saya sebulan terakhir di Kompasiana.

Ketika mengawali kisah cerpen babak-babak, saya punya dua hal yang menjadi alasan saya untuk menulis kisah tersebut.

Yang pertama, lagu Efek Rumah Kaca yang berjudul Tubuhmu Membiru Tragis dan juga kisah pribadi saya.

Sebelumnya, saya pernah berhubungan langsung dengan komunitas-komunitas yang berhubungan dengan Kesehatan Jiwa.

Namun saya sendiri tidak pernah menjadi bagian inti dari komunitas-komunitas tersebut.

Sebelumnya Baca Dulu: 

Babak 1: "Abu Kelabu Pemuja Jingga yang Tengah Memudar"

Babak 2: "Mayat Gadis Apatis dan Kisah dari Selatan Jakarta"

Babak 3: "Biru dan Arwah Lelaki Tua"

Babak 4: "Negeri Para Perundung"

Pada suatu hari, saya berkenalan dengan seorang wanita, sebut saja Melati. Wanita ini memiliki gejala Bipolar, dan dia baru saja bercerai dengan suaminya yang selingkuh dengan teman baiknya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline