Perangkat lunak open source (OSS) telah menjadi bagian penting dalam ekosistem teknologi informasi global. Dengan pertumbuhan komunitas pengembang yang terus meningkat dan adopsi luas dalam berbagai bidang, OSS tidak hanya dipilih karena biayanya yang rendah, tetapi juga karena fleksibilitas, ketersediaan kode sumber, dan inovasi yang terbuka. Namun, seiring berjalannya waktu, kualitas OSS menjadi fokus perhatian, terutama dalam hal maintainability atau kemampuan pemeliharaan.
Maintainability merujuk pada seberapa mudah sebuah perangkat lunak dapat diperbaiki, dimodifikasi, atau ditingkatkan. Dalam siklus hidup perangkat lunak, aspek ini sangat penting untuk memastikan kelangsungan dan relevansi sistem. Tanpa maintainability yang baik, perangkat lunak rentan mengalami penurunan performa, peningkatan jumlah bug, dan ketidakmampuan dalam mengikuti perkembangan kebutuhan pengguna.
Salah satu cara efektif untuk menilai maintainability adalah dengan melakukan evaluasi longitudinal, yaitu penilaian yang dilakukan secara berkala selama periode waktu tertentu. Evaluasi ini bertujuan untuk melihat perubahan kualitas perangkat lunak dalam jangka panjang. Artikel ini membahas pendekatan evaluasi longitudinal terhadap maintainability OSS dengan menggunakan model kualitas perangkat lunak yang telah distandardisasi, seperti ISO/IEC 25010.
Model Kualitas Perangkat Lunak
ISO/IEC 25010 adalah model kualitas perangkat lunak yang terdiri dari delapan karakteristik utama, yaitu:
1. Functional Suitability (Kesesuaian Fungsional)
Menunjukkan sejauh mana perangkat lunak menyediakan fungsi-fungsi yang memenuhi kebutuhan pengguna sesuai dengan yang ditentukan dalam spesifikasi.
2. Performance Efficiency (Efisiensi Kinerja)
Mengukur kinerja sistem perangkat lunak terkait waktu respons, penggunaan sumber daya, dan kapasitas sistem dalam kondisi tertentu.
3. Compatibility (Kompatibilitas)