Lihat ke Halaman Asli

Dian Kusumanto

Warga Perbatasan

Sakit Asam Lambung, Gerd Dan Anxiety Syndrome (Gangguan Kecemasan), Apa Hubungannya ?

Diperbarui: 20 Maret 2025   14:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi (nutriflakes.id)

Asam lambung, GERD (Gastroesophageal Reflux Disease), dan Anxiety Syndrome (gangguan kecemasan) memiliki hubungan yang cukup erat, baik secara fisiologis maupun psikologis. Berikut penjelasannya:

1. Hubungan Fisiologis (Dampak Langsung di Tubuh)

  • GERD dipicu oleh kecemasan: Ketika seseorang mengalami kecemasan atau stres, tubuh melepaskan hormon stres seperti kortisol dan adrenalin, yang dapat meningkatkan produksi asam lambung dan membuat sfingter esofagus (katup antara lambung dan kerongkongan) melemah. Hal ini bisa menyebabkan asam lambung naik ke kerongkongan, memicu GERD.
  • Asam lambung dan kecemasan berhubungan dua arah: Naiknya asam lambung bisa menyebabkan gejala seperti nyeri dada, sesak napas, dan sensasi terbakar yang sering disalahartikan sebagai serangan jantung. Hal ini bisa memicu panic attack dan meningkatkan kecemasan.

2. Gejala yang Tumpang Tindih

  • GERD: Nyeri dada, sesak napas, asam naik ke tenggorokan, sulit menelan, batuk kronis.
  • Anxiety Syndrome: Jantung berdebar, sesak napas, pusing, ketegangan otot, gangguan tidur.
  • Banyak orang yang mengalami GERD juga melaporkan gejala anxiety, karena sensasi tidak nyaman di dada dan tenggorokan bisa menimbulkan ketakutan berlebih.

3. Siklus Vicious Cycle (Lingkaran Setan)

GERD dan kecemasan sering kali memperburuk satu sama lain:
Stres Meningkatkan produksi asam lambung Memicu GERD
GERD Menimbulkan gejala mirip serangan jantung Memicu kecemasan berlebih
Kecemasan Mengganggu sistem pencernaan (karena respons 'fight or flight') Memperburuk GERD

4. Manajemen dan Pengobatan

Untuk mengatasi keduanya, perlu pendekatan yang holistik:

  • Kelola stres dan kecemasan: Meditasi, relaksasi, olahraga ringan (seperti jalan kaki), terapi psikologis (CBT).
  • Perbaiki pola makan: Hindari makanan pedas, asam, dan berlemak tinggi. Jangan makan sebelum tidur.
  • Gaya hidup sehat: Tidur cukup, tidak merokok, dan hindari alkohol.
  • Obat-obatan: Bisa dengan antasida untuk GERD dan terapi psikologis atau suplemen alami (seperti magnesium) untuk kecemasan.

Kesimpulannya, GERD dan anxiety saling memengaruhi, sehingga pengobatannya tidak hanya fokus pada asam lambung saja, tapi juga harus mengelola stres dan kecemasan agar siklusnya bisa diputus.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline