Lihat ke Halaman Asli

Dian Kusumanto

Warga Perbatasan

Biaya Politik Mahal Merusak Sistem Pemerintahan & Memperburuk Kualitas Hidup Masyarakat

Diperbarui: 24 Februari 2025   13:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu kampanye pemilu di Jakarta pada 2014 (foto: ilustrasi)

Adakah dampak dari biaya politik yang tinggi kepada kehidupan masyarakat ?

Ya, biaya politik yang tinggi memiliki dampak langsung dan tidak langsung terhadap kehidupan masyarakat. Berikut adalah beberapa dampak utama:

1. Maraknya Korupsi dan Penyalahgunaan Anggaran

  • Politik Balik Modal: Pejabat yang sudah mengeluarkan banyak uang saat pemilu akan mencari cara untuk "balik modal" dengan menyalahgunakan anggaran, menerima suap, atau mengatur proyek dengan markup harga tinggi.
  • Korupsi Dana Publik: Anggaran untuk infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan sering dikorupsi atau dialihkan untuk kepentingan pribadi dan kelompok politik tertentu.

2. Kebijakan Tidak Berpihak pada Rakyat

  • Kebijakan yang Menguntungkan Oligarki: Karena banyak kandidat didanai oleh pengusaha besar, kebijakan yang diambil sering lebih menguntungkan investor dan pemilik modal daripada masyarakat umum.
  • Minimnya Program Pro-Rakyat: Pejabat yang menang lebih fokus membayar utang politik atau memperkaya diri daripada membuat kebijakan yang benar-benar meningkatkan kesejahteraan rakyat.

3. Pelayanan Publik yang Buruk

  • Birokrasi yang Koruptif: Untuk mendapatkan pelayanan dasar seperti izin usaha, sertifikat tanah, atau bantuan sosial, masyarakat sering harus membayar pungutan liar.
  • Minimnya Anggaran untuk Sektor Esensial: Karena banyak anggaran bocor akibat korupsi, sektor penting seperti pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur menjadi terbengkalai.

4. Ketimpangan Sosial dan Kemiskinan

  • Ketimpangan Akses dan Kesempatan: Pejabat yang korup sering memprioritaskan kelompok tertentu dalam distribusi bantuan atau proyek, sehingga memperlebar jurang ketimpangan sosial.
  • Harga Kebutuhan Pokok Bisa Naik: Jika pejabat terlibat dalam kartel atau monopoli bisnis tertentu, harga barang-barang pokok bisa dikendalikan untuk keuntungan kelompok mereka.

5. Melemahnya Demokrasi dan Keterwakilan Rakyat

  • Hanya yang Berduit yang Bisa Masuk Politik: Orang-orang berintegritas tetapi tidak memiliki modal besar sulit bersaing, sehingga politik didominasi oleh elit yang lebih mementingkan kepentingan pribadi.
  • Pragmatisme dalam Pemilu: Masyarakat cenderung memilih kandidat berdasarkan "serangan fajar" atau janji-janji instan daripada visi-misi yang nyata.

6. Hilangnya Kepercayaan Masyarakat terhadap Pemerintah

  • Apatisme Politik: Masyarakat yang kecewa dengan pejabat korup cenderung tidak peduli dengan pemilu atau kebijakan yang dibuat pemerintah.
  • Potensi Konflik Sosial: Ketidakadilan dalam kebijakan bisa memicu protes, demonstrasi, dan ketidakstabilan sosial.

Dampak ini menunjukkan bahwa biaya politik yang tinggi bukan hanya merusak sistem pemerintahan, tetapi juga memperburuk kualitas hidup masyarakat secara luas. Oleh karena itu, reformasi politik dan transparansi dalam pendanaan kampanye sangat diperlukan untuk menciptakan pemerintahan yang bersih dan berpihak pada rakyat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline