Lihat ke Halaman Asli

Hadi Tanuji

Praktisi Pendidikan, Analis Data, Konsultan Statistik, Pemerhati Hal Remeh Temeh

Menyambut Hujan di Bulan September

Diperbarui: 13 September 2025   21:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rintik hujan (Sumber: suarapemerintah.id)

Bulan September sering dianggap sebagai tanda perubahan cuaca. Di beberapa daerah, langit yang semula biru cerah mulai dihiasi awan kelabu. Hujan yang awalnya hanya sebentar-sebentar, kini mulai rutin menyapa sore hingga malam hari. Seperti saat tulisan ini dibuat, hujan sedang lebat-lebatnya di luar.

Ada yang menyambutnya dengan senyum karena udara menjadi lebih sejuk. Ada pula yang agak cemas, mengingat banjir, jalan becek, hingga penyakit yang biasanya datang bersama musim hujan.

Nikmat atau Gangguan?

Hujan selalu punya dua sisi. Bagi petani, hujan adalah berkah. Sawah yang tadinya kering, mulai basah kembali. Bibit padi bisa ditanam dengan harapan hasil panen melimpah. Bagi anak-anak, hujan juga sering dianggap hiburan. Ada yang masih suka berlarian di bawah rintiknya, menendang genangan air, atau sekadar menikmati bau khas tanah basah.

Namun, bagi sebagian orang kota, hujan bisa berarti kemacetan panjang, pakaian basah, hingga pekerjaan yang tertunda. Belum lagi ketika banjir datang, semua berubah menjadi keluhan. Di sinilah kita diingatkan bahwa hujan bukan sekadar air yang jatuh dari langit, melainkan juga ujian kesiapan kita.

Pertanyaan pun muncul: sudah siapkah kita menghadapi musim hujan tahun ini? Beberapa poin penting perlu menjadi perhatian kita saat musim hujan tiba.

Persiapan Fisik: Jas Hujan, Payung, dan Sandal

Hal paling sederhana namun sering terlupakan adalah persiapan fisik. Musim hujan berarti kita perlu menyiapkan payung lipat dalam tas, jas hujan di motor, hingga sandal cadangan. Mungkin tampak sepele, tapi benda-benda itu bisa menyelamatkan kita dari basah kuyup saat perjalanan.

Payung menjadi peralatan penting selama musim hujan (Sumber: inews.id)

Bagi yang sering beraktivitas di luar ruangan, jas hujan jauh lebih efektif dibanding payung. Sedangkan payung, meskipun lebih praktis, sering kalah melawan derasnya angin. Jangan lupa juga menyiapkan sandal plastik atau sepatu yang cepat kering. Tidak ada yang lebih menyiksa selain sepatu basah berhari-hari.

Menjaga Kesehatan

Hujan sering membawa serta penyakit. Demam berdarah, diare, hingga flu biasa kerap meningkat saat curah hujan tinggi. Penyebabnya beragam, mulai dari genangan air yang jadi sarang nyamuk, hingga daya tahan tubuh yang melemah akibat perubahan suhu.

Salah satu cara menjaga kesehatan, dengan tidur cukup dan konsumsi vitamin (Sumber: kontan.co.id)

Oleh karena itu, menjaga kesehatan di musim hujan menjadi prioritas. Konsumsi vitamin, makan bergizi, dan tidur cukup adalah cara paling dasar. Selain itu, jangan lupa menghangatkan badan setelah kehujanan. Minuman jahe hangat atau teh panas bisa membantu tubuh kembali stabil.

Kebersihan lingkungan juga tidak kalah penting. Pastikan tidak ada air yang menggenang lama di sekitar rumah, karena nyamuk Aedes aegypti sangat suka berkembang biak di situ.

Menyiapkan Rumah Menyambut Hujan

Musim hujan juga berarti kita harus memastikan rumah siap menghadapi cuaca. Atap bocor yang dibiarkan bisa menjadi masalah besar. Talang air yang mampet bisa menyebabkan genangan dan merusak dinding. Bahkan saluran got yang tersumbat bisa menimbulkan banjir kecil di halaman.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline