Lihat ke Halaman Asli

guntursamra

Abdi Masyarakat

Gumpalan-gumpalan Debu adalah Kita

Diperbarui: 2 Juni 2020   22:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : beritatagar.id

Sejatinya kita adalah lumpur yang terperangkap dalam raga. Berhimpun pada gugusan-gugusan rasa yang diberi sifat dan akal. Bukan untuk pergi lalu melupa, tapi untuk selalu tahu bagaimana caranya mengingat saat kembali.

Berusaha berarti dengan waktu, bersama air dan angin yang beriringan dalam tubuh kasar. Lalu, mengapa masih saja sering terjebak kemudian menzalimi diri.

Bukankah gumpalan-gumpalan debu adalah awal bahan kita berasal dan nantinya akan kembali seperti itu. Lantas untuk apa kepongahan mesti berkuasa dan kesombongan selalu meraja.

Kita adalah tanah yang paling tahu jalannya kejujuran. Tapi di sisi yang lain, kita adalah tanah yang serba tahu caranya berdusta. 

Pun, kita adalah pasir yang paling lihai mengucap sumpah. Namun di hari setelahnya, kita adalah pasir yang paling ahli ingkari janji.

Kita adalah keabadian, tapi belum sekarang kawan! 

Sinjai, 2 Juni 2020




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline