Lihat ke Halaman Asli

Gokhan

Mahasiswa

Lestarikan Bahasa Daerah dan Aksara Lama

Diperbarui: 17 Maret 2020   16:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri


Bangga akan Bahasa Daerah dan Aksara Sumatera Selatan.

Siapa yang sangka, aku benar-benar tersentuh dan tersadarkan akan pentingnya melestarikan budaya, terutama bahasa daerah dan aksara lama oleh guruku sendiri. 

Bahasa daerah dan aksara lama yang menjadi ciri khas budaya Indonesia. Saat itu aku sedang mengunjungi SMP Negeri 5 Muara Enim, dengan maksud mengenang kembali masa-masa remaja (Flashback) dan juga ingin menjaga silaturahmi dengan guru-guru yang sangat berjasa dalam hidupku. 

Salah satunya, Bu Janti Respati Ekoyani, penulis buku Antologi Pantun Kebudayaan Jeme Kite. Tentu saja, pertemuan singkat di SMP menjadi pembuka Jalan untuk berdiskusi lebih lanjut di rumah Bu Janti Bersama dengan rombongan.

Bu Janti Respati Ekoyani, dari namanya bisa kita kenali bahwa bu Janti sangat identik dengan Jawa. Benar saja, bu Janti mengakui bahwa beliau memiliki darah keturunan Jawa dan juga dilahirkan di Jawa. 

Namun, walaupun beliau keturunan Jawa, Ia sangat peduli dengan Kebudayaan Lokal di Muara Enim. Bu Janti telah lama menetap di Muara Enim. Ketertarikan yang kuat dengan budaya Muara Enim, diwujudkan bu Janti lewat sebuah buku. 

Buku tersebut menggunakan bahasa Muara Enim dan sangat identik dengan kebudayaan Muara Enim, yaitu pantun. Tentu saja, sudah dilengkapi dengan terjemah bahasa Indonesia agar dapat dibaca dan dipahami semua orang.

"Saya orang Jawa, tapi saya tetap berkewajiban menghargai dan melestarikan kebudayaan di Muara Enim, dengan catatan tetap menjaga dan tidak melupakan kebudayaan asal saya yaitu Jawa" cakap bu Janti ketika kami berdiskusi.

Kemudian bu Janti menunjukkan souvenir Aksara Jawa dan Aksara Sumatera Selatan. Saya pun menyadari bahwa, kepekaan dan kepedulian amat sangat diperlukan. 

Kita sebagai generasi penerus peradaban perlu belajar dan mempertahankan ciri khas kebudayaan di daerah kita masing-masing. Jujur, setelah mengetahui Hal ini, aku kemudian mencari referensi dan mencoba menulis dengan Aksara khas Sumatera Selatan.

"Di Jawa telah kita jumpai, nama Jalan, nama tempat, di bagian bawah tulisan abjad Indonesia, ada aksara Jawa Yang tetap dipertahankan. Saya punya mimpi, Sumatera Selatan juga demikian." Cakap Bu Janti.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline