Lihat ke Halaman Asli

Genoveva SekarJemparing

Penulis lepas yang masih belajar sembari berkelakar

Media Online Jerman, Berkembang Pesat Menyisihkan Media Cetak

Diperbarui: 22 September 2020   12:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wix.com

Beberapa negara di dunia telah mengalami perkembangan bentuk media, salah satunya adalah negara yang terletak di Benua Eropa, Jerman. Media yang berkembang dan cukup berpengaruh untuk masyarakat Jerman merupakan media online. Hal ini membuat media cetak berjuang lebih keras untuk mempertahankan eksistensinya. 

Jerman merupakan negara yang menjunjung tinggi hak kebebasan. Fakta menarik untuk anda, masyarakatnya memiliki hak kebebasan pers serta berpendapat yang dijamin oleh undang-undang dasar sebagai pelindungnya.

Salah satu bentuk kebebasan ini bisa ditunjukkan dengan tidak adanya sensor. Bukti tertulis kebebasan media di Jerman terlihat dalam Konstitusi Jerman Pasal 5 dan gelar peringkat ke 16 Press Freedom Index pada tahun 2017 yang diberikan oleh Reporters without Borders.

Radar Lombok

Dilansir dari www.tatsachen-ueber-deutschland.de, pers menjadi tanggungjawab perusahaan swasta yang non pemerintah.

Kebebasan tentu menjadi keuntungan bagi media. Di sisi lain, kebebasan yang ada menyebabkan keragaman bentuk media pula. Yang tadinya masyarakat bertumpu pada media cetak saja berkembang menjadi media online.

Lalu, bagaimana nasib media cetak yang tersisihkan oleh media online? Mari kita telusuri garis sejarahnya.

Media Online, Berjaya untuk Generasi Muda Jerman

Media online muncul sekitar tahun 1995. Namun kanal digital daring kala itu masih beraliran liberal sayap kiri. Bentuk media yang muncul merupakan koran daring bernama taz.

Kelahiran media tersebut beriringan dengan ditemukannya World Wide Web.

Digitaz atau koran daring tersebut mendapatkan audiens yang bertambah setiap waktunya. Peningkatan jumlah pembaca terjadi secara signifikan dan tajam setelah diperkenalkan kepada masyarakat.

Republika

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline