Mohon tunggu...
Alia NawalSalsabila
Alia NawalSalsabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hobi saya membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memahami Ilmu Dakwah dalam Sudut Psikologi

29 April 2024   18:43 Diperbarui: 29 April 2024   18:52 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

(4)
Memahami ilmu dakwah dalam sudut psikologi
Oleh: Syamsul Yakin dan Alia Nawal Salsabila
Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Mahasiswa

Psikologi dakwah adalah ilmu bantu bagi kegiatan dakwah. Boleh jadi pengguna ilmu ini adalah da'i yang paham akan ilmu psikolog atau seorang psikolog yang suka berdakwah. Da'i yang psikolog adalah seorang yang memiliki keahlian dalam bidang agama Islam seperti akidah, ibadah, dan akhlak kemudian berdakwah dengan cara kerja psikolog.

Misalnya, da'i berupaya untuk mencari tahu, menganalisis penyebab, dan mencari solusi terhadap permasalahan dakwah yang dihadapi seseorang.

Selanjutnya, psikolog yang suka berdakwah adalah psikolog yang menengani keluhan pasien seperti rasa cemas berlebihan, depresi, trauma, suka menyakiti diri sendiri dan orang lain, kecanduan terhadap sesuatu, susah makan, tidur dan lain-lain dengan tiga tiga inti ajaran islam  akidah, ibadah, dan akhlak.

Jadi da'i yang psikolog adalah seorang da'i yang berdakwah dengan ilmu bantu psikologi. Sedangkan psikolog yang gemar berdakwah adalah seorang psikolog yang membantu pasien dengan pemahaman ilmu agama Islam sebagai ilmu bantu.

Karena psikologi dakwah dilandaskan pada aktifitas dakwah, sehingga tujuan psikologi dakwah adalah memberi pandangan tentang mungkinnya dilakukan perubahan tingkah laku objek dakwah atau mad'u sesuai dengan ajaran agama Islam.

Dengan menggunakan pendekatan psikologis dalam berdakwah, seorang pengkhotbah dapat memengaruhi pendengarnya tanpa membuat mereka merasa ditekan atau dikendalikan, tetapi sebaliknya, pendengar merasa bahwa mereka mengambil keputusan sendiri. Itulah mengapa penting bagi seorang pengkhotbah untuk memahami psikologi, terutama karena sasaran dakwah dan subjek psikologi sama, yaitu manusia.

Oleh karena itu, psikologi dakwah bisa dijelaskan sebagai studi yang memperhatikan aspek-aspek psikologis manusia yang terlibat dalam proses berdakwah.
Contohnya, seseorang yang merasa damai setelah berzikir, yang menjadi lebih sabar setelah berpuasa, atau yang merasa bersyukur setelah memberikan zakat.

Ketika berdakwah, keadaan psikologis seperti ketenangan, kesabaran, dan rasa syukur pada pendengar dapat dipertahankan dan ditingkatkan.

dalam psikologi dakwah, fokusnya adalah memperhatikan perilaku baik dari pengkhotbah maupun pendengar, dan kemudian mencoba memahami proses kesadaran yang mendasari perilaku tersebut.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun