Lihat ke Halaman Asli

geasubagja

Mahasiswa

Bahlil Lahadia akan mencampur Bahan Bakar dengan Ethanol?

Diperbarui: 13 Oktober 2025   09:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seni. Sumber ilustrasi: Unsplash

Bahlil Lahadia sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia membuat kebijakan tentang Bahan Bakar yang di campur dengan Ethanol

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan campuran etanol dalam BBM bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada impor. Selain itu, penggunaan etanol dalam BBM juga berguna untuk menciptakan lapangan kerja baru.
"Tujuannya apa? Kita mengurangi impor. Dan etanol ini didapatkan dari singkong atau dari tebu. Dan ini mampu menciptakan lapangan pekerjaan, pertumbuhan ekonomi daerah, dan sekaligus pemerintahan," kata Bahlil dalam acara Investor Daily Summit 2025.
Ia pun mencontohkan beberapa negara yang sudah menerapkan pencampuran BBM dengan etanol. Misalnya saja Brazil, yang sudah mencampur bensinnya dengan etanol hingga 27%. Adapun dibeberapa negara bagian Brazil ada yang sudah mencapai 100% atau E100.
Kemudian AS, yang juga sudah mencampur BBM-nya dengan etanol 10% atau E10 dan negara bagian lainnya yang mencapai 85% atau E85. Selanjutnya India sudah 20% atau E20 dan Thailand E20, serta Argentina E12.
Oleh sebab itu, Bahlil pun menepis anggapan jika etanol tidak layak sebagai campuran BBM. Mengingat, banyak negara di dunia yang sudah lebih dulu memakai etanol. "Jadi sangatlah tidak benar kalau dibilang etanol itu nggak bagus. Buktinya di negara-negara lain sudah pakai barang ini," kata dia. Artinya dari semua tanggapan Mentri ESDM bahwa bahan bakar di campur dengan ethanol adalah positif, maksudnya kelebihan nya itu Mesin lebih tahan Knocking, mengurangi impor bahan bakar fosil, pembakaran lebih sempurna artinya ramah lingkungan, dan tenaga mesin dapat naik. Akan tetapi dari kelebihan tersebut ada kekurangan nya, yaitu Konsumsi BBM lebih galak atau lebih boros, sulit menghidupkan kendaraan dikondisi dingin, penurunan volumetric efficiency, emisi noc tidak selalu stabil, dan pengaratan tangki bahan bakar sehingga lumpur di filter akan menumpuk.
Kesimpulan
Dari semua kebijakan akan ada kelebihan dan kekurangannya. Niat seorang menteri memang bagus, yaitu ingin mengurangi konsumsi impor bahan bakar fosil. Akan tetapi dari kebijakan tersebut juga ada banyak dampak negatif yang berimbas kepada orang orang yang menggunakan bahan bakar campuran tersebut.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline