Lihat ke Halaman Asli

Gatot Swandito

Gatot Swandito

Kekerasan Seksual di SPI Batu, Terdakwa Berpotensi Dihukum Ringan

Diperbarui: 29 Juni 2022   16:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi (Tribunnews)

Sidang kasus kekerasan seksual di Sekolah Selamat Pagi Indonesia (SPI) Kota Batu Jawa Timur berjalan lambat. Selain itu, terkesan ada upaya dari pihak-pihak tertentu untuk dapat membebaskan terdakwa JE, setidaknya meringankan hukumannya.

SPI: Sekolah Favorit yang Gembleng Jiwa Kewirausahaan

JE diketahui sebagai pemilik SPI. Berdiri pada 2007, sekolah yang kini memiliki luas sekitar 21 hektar ini memfasilitasi siswanya yang tidak memiliki biaya, keluarga miskin, maupun yatim piatu untuk sekolah secara gratis.

Setiap tahunnya, SPI menerima 90 siswa baru. Jumlah siswa yang terbilang kecil ini lebh dikarenakan keterbatasan kamar asrama.

Sistem penerimaan siswa SPI ini terbilang unik. SPI menerima perwakilan dari setiap daerah, mulai Aceh hingga Papua. Selain itu, SPI juga diisi oleh siswa-siswi yang memiliki latar belakang berbeda, baik itu suku, agama, dan latar belakang ekonomi keluarga.

Selain mendidik murid-muridnya tentang keberagaman, SPI juga mengembankan jiwa kewirausahawanan kepada siswa-siswanya dengan mengajarkan  memasak, berkebun, bahkan bertani.

Tanpa membutuhkan waktu panjang, SPI yang telah mengantongi akreditasi A ini menjadi sekolah favorit di Malang, khususnya di Batu.

Karena beragam keunikannya itu, SPI menjadi sekolah yang banyak mendapat pujian. Sejumlah media nasional pun mengulasnya lengkap dengan sosok JE yang dipredikatkan sebagai dermawan.

Kekerasan Seksual Pemilik SPI Kejutkan Publik

Namun, bumi SPI seolah berbalik setelah pada 29 Mei 2021 Ketua Umum Komnas Perlindungan Anak (PA), Arist Merdeka Sirait ungkapkan tragedi yang berlangsung di lingkungan SPI.

Kala itu, Arist melaporkan JE ke Polda Jatim dengan dugaan tindakan pidana kejahatan seksual kepada lebih dari 25 orang siswa. Mirisnya, tindakan JE tersebut dilakukan berulang kali selama siswa tersebut bersekolah hingga lulus.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline