Lihat ke Halaman Asli

Florensius Marsudi

Manusia biasa, sedang belajar untuk hidup.

Pernah Arif

Diperbarui: 28 Juni 2016   01:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sebaris kalimat suci pernah kulantunkan
Memuji-Mu dengan sepenuh hati
Tiada maksud, selain menyukuri
Rahmat hidup yang berlalu dan berliku

Kalau kini aku kembali melakukan ritual ini
Karena kuingat hidup hanya sekali
Mungkin puasa yang akan datang
Nama hanya tinggal kenangan

Pernah arif, minimal kulakukan
Tobat sesaat pun jadilah
Seraya "menabung" pundi-pundi hidup
Yang kadang terasa nyalanya redup

Derma, amal, perlu "dicatat"
Agar kearifan semakin mencuat
Bila perlu ditulis dalam bingkisan
Dari "si A" anggota partai "I" tinggal di sana

Oh, kearifan serasa mainan
Kemanakah nadi hidup sucimu
Tak ingatkah cinta untuk memberi
Dan tak kan mengharap lagi?

-------------------

Pojok kantin, 12.52




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline