Lihat ke Halaman Asli

Netralitas Media Dalam Persaingan Pencalonan Dalam Pemilu Serentak 2018

Diperbarui: 6 Juli 2018   20:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Jika dibilang ada pasangan calon legislatif, yang merasa terkenal tanpa dukungan media massa cetak maupun elektronik, maka dapat dibilang itu salah besar. Karena, dalam prakteknya di lapangan, siapa pun mengakui kalau media massa memiliki kekuatan untuk memberi perhatian terhadap sebuah isu. Dengan sendirinya, sebuah media dapat membangun citra publik mengenai salah seorang figur. 

Dengan begitu, media massa dapat pula secara konstan menampilkan objek tertentu untuk memberikan sugesti tethadap pembaca agar mau berpikir tentang sesuatu, mengetahui sesuatu dan elektronik menjadi wadah paling potensial saat ini dalam melakukan branding pasangan calon yang maju dalam pilkada serentak 2018. 

Tak berlebihan rasanya apabila di era serba online saat ini, hampir semua informasi ada diujing jari. Dengan sentuhan jari di ponsel pintar, berbagai informasi akan tersaji. Tinggal bagaimana kita menyikapinya. Beberapa media elektronik juga menampilkan pemberitaan yang berbeda-beda terhadap isu terkait pilkada serentak 2018 ini. Pada dasawarsa yang lalu banyak teori komunikasi masih memandang media sebagai komponen komunikasi yang netral. Pada waktu itu berlaku asumsi bahwa media apapun yang dipilih untuk menyampaikan pesan-pesan komunikasi tidak akan mempengaruhi prmahaman dan penerimaan pesan oleh masyarakat.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline