Cefotaxime adalah sebuah antibiotik kategori cephalosporin berupa serbuk injeksi yang digunakan untuk mengobati sejumlah infeksi bakteri. Secara khusus obat ini digunakan untuk penyakit radang panggul, meningitis, pneumonia, isk, sepsis, gonorae, selulitis. Antibiotik ini diinjeksikan dengan mencampurkan serbuk tersebut dengan aquabides atau NaCl yang diberikan secara IM (intramuscular) atau IV (intravena).
Efek samping dari penggunaan cefotaxime ini biasanya terjadi mual, alergi, dan peradangan pada daerah yang diinjeksi. Cefotaxime tidak dianjurkan untukorang yang memiliki riwayat anafilaksis terhadap penicillin. Penggunaan cefotaxime harus digunakan secara hati-hati dan risiko yang timbul harus lebih sedikit dari potensi kerugian akibat pengunaan pada pasien dengan alergi penicillin.
Interaksi yang terjadi antara antibiotik ini dengan obat lain adalah adanya peningkatan efek toxic pada ginjal jika digunakan bersama dengan obat golongan aminoglikosida atau diuretik. Selain itu, kadar cefotaxime dalam darah juga dapat meningkat jika digunakan bersamaan dengan probenecid.
Beberapa merek dagang obat diantaranya adalah Baxima, Cefarin, Cefokaf, Cefor, Cepofion, Clacef, Foxim, Incetax, Goforan, Glocef.
Dosis penggunaan antibiotik ini. Dewasa dan anak > 12 tahun : 1 gram setiap 12 jam. Pada infeksi berat dosis 2 kali 2 gram/hari biasanya cukup. Interval pemberian obat dapat diperpendek menjadi setiap 6-8 jam.
Konsumsi antibiotik harus sesuai resep dokter karna jika antibiotik digunakan tidak sesuai indikasi dokter maka dapat membahayakan kesehatan tubuh secara keseluruhan. Jagalah kesehatan anda dan konsultasikan kepada dokter agar tidak terjadi resiko yang membahayakan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI