Pendahuluan
Pada 8 Desember 2020, Paus Fransiskus menerbitkan surat apostolik Patris Corde (Dengan Hati Seorang Bapa) untuk memperingati 150 tahun pengangkatan Santo Yosef sebagai Pelindung Gereja Universal. Dalam surat tersebut, Paus menggambarkan Santo Yosef sebagai sosok ayah yang penuh cinta, keberanian, ketaatan, dan kesetiaan. Kepemimpinan Yosef bukanlah tentang dominasi, melainkan pelayanan; bukan tentang kuasa, melainkan kasih yang diam-diam namun nyata. Di tengah krisis zaman ini, baik dalam keluarga, Gereja, maupun masyarakat, kepemimpinan Santo Yosef menawarkan model yang sangat relevan. Patris Corde mengundang kita untuk meneladani kepemimpinan yang tersembunyi namun berdampak besar.
Kepemimpinan yang Taat pada Kehendak Allah
Santo Yosef menunjukkan bahwa seorang pemimpin sejati bukanlah yang selalu tampil di depan, tetapi yang tahu mendengarkan suara Allah. Dalam mimpi, ia menerima perintah untuk mengambil Maria sebagai istri, melarikan diri ke Mesir, dan kembali ke Nazaret. Semua dilakukannya tanpa banyak bicara, hanya dengan tindakan nyata. Kepemimpinan yang taat berarti siap untuk menjalankan kehendak Tuhan meskipun tidak selalu sesuai dengan rencana pribadi. Dalam konteks masa kini, ini berarti pemimpin harus rendah hati, terbuka pada tuntunan Roh Kudus, dan tidak memaksakan kehendaknya sendiri.
Kepemimpinan yang Kreatif dan Bertanggung Jawab
Yosef tidak hanya taat, tetapi juga kreatif. Dalam menghadapi krisis seperti kelahiran Yesus di kandang karena tak ada tempat penginapan, atau saat pelarian ke Mesir, Yosef mengambil keputusan cepat dan bijaksana. Ia tak mengeluh, tetapi bertindak. Paus Fransiskus menekankan bahwa krisis tidak membuat kita lemah, tetapi membuka peluang untuk menemukan cara-cara baru dalam kasih dan pelayanan. Di sinilah kita belajar bahwa kepemimpinan memerlukan keberanian untuk mengambil inisiatif dan bertanggung jawab atas kesejahteraan orang-orang yang dipercayakan kepada kita.
Kepemimpinan yang Diam namun Penuh Makna
Yosef tidak tercatat mengucapkan sepatah kata pun dalam Injil. Namun diamnya bukan berarti pasif, justru dari tindakannya kita melihat kedalaman hatinya. Kepemimpinan Yosef bersumber dari kedekatan dengan Allah, bukan dari pujian manusia. Dalam dunia yang bising dan penuh pencitraan, kepemimpinan yang tenang dan tulus menjadi semakin langka. Yosef menunjukkan bahwa kekuatan sejati datang dari ketekunan, doa, dan kesetiaan dalam tugas harian, bukan dari popularitas atau kekuasaan.
Kepemimpinan yang Memberi Ruang Tumbuh
Yosef membesarkan Yesus dengan kasih seorang ayah, namun tidak mengekang-Nya. Ia membiarkan Yesus berkembang sesuai dengan panggilan-Nya. Kepemimpinan seperti ini menghormati kebebasan, memberi kepercayaan, dan menciptakan lingkungan yang aman untuk bertumbuh. Pemimpin keluarga, guru, pastor, atau atasan di tempat kerja bisa belajar dari Yosef tentang bagaimana membentuk tanpa memaksa, mendampingi tanpa mengontrol.
Relevansi Santo Yosef Hari Ini