Lihat ke Halaman Asli

Ferliam Felianto

Siswa sekolah Kristen Kanaan Jakarta, ingin menjadi penulis terkenal

The 48 laws of power-salah satu buku paling kontroversial yang pernah ada

Diperbarui: 12 Oktober 2025   19:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://library.seskotni.ac.id/?mod=book&op=detail&identifier=jbpksesko-n7mep1cr3z

Buku The 48 Laws of Power karya Robert Greene adalah salah satu karya paling kontroversial namun juga paling berpengaruh di dunia pengembangan diri dan strategi. Diterbitkan pertama kali pada tahun 1998, buku ini membahas 48 hukum atau prinsip kekuasaan yang diambil dari pengalaman sejarah, tokoh politik, dan pemimpin besar dunia seperti Machiavelli, Sun Tzu, hingga Napoleon Bonaparte.

Setiap "hukum" dalam buku ini menjelaskan cara mendapatkan, mempertahankan, atau melindungi diri dari kekuasaan. Greene menyajikan kisah nyata yang menggambarkan bagaimana strategi-strategi tersebut bekerja dalam praktik.

Beberapa hukum terkenal antara lain:

*Law 1: Never Outshine the Master --- Jangan membuat atasanmu merasa tersaingi.

*Law 3: Conceal Your Intentions --- Sembunyikan niatmu yang sebenarnya.

*Law 15: Crush Your Enemy Totally --- Hancurkan musuhmu sepenuhnya agar tidak bangkit kembali.

*Law 33: Discover Each Man's Thumbscrew --- Temukan kelemahan setiap orang.

Meskipun terkesan manipulatif, Greene menekankan bahwa kekuasaan adalah bagian alami dari interaksi sosial. Buku ini tidak selalu mengajak pembacanya berbuat licik, tetapi agar mereka sadar terhadap permainan kekuasaan yang terjadi di sekitar.
The 48 Laws of Power bukan buku motivasi biasa, melainkan panduan memahami dinamika kekuasaan dan pengaruh manusia. Buku ini cocok bagi pembaca yang ingin memahami strategi sosial, politik, atau kepemimpinan --- namun tetap harus dibaca dengan kebijaksanaan moral agar tidak jatuh dalam manipulasi.

Buku The 48 Laws of Power karya Robert Greene dilarang atau diblokir di banyak penjara di Amerika Serikat dan beberapa negara lain.Alasannya bukan karena isi buku berisi kekerasan atau hal yang eksplisit, tapi karena isinya dianggap berpotensi membahayakan keamanan dan ketertiban di dalam penjara.The 48 Laws of Power berisi hukum-hukum seperti "Crush Your Enemy Totally" (Hancurkan musuhmu sepenuhnya) atau "Use Absence to Increase Respect" (Gunakan ketidakhadiran untuk meningkatkan rasa hormat).Dalam konteks penjara, isi seperti ini dianggap bisa mendorong narapidana memanipulasi, mengontrol, atau mempermainkan orang lain --- termasuk sesama tahanan maupun petugas.

Pihak penjara khawatir bahwa buku ini bisa dijadikan panduan membentuk hierarki kekuasaan di antara napi.

Misalnya, napi yang kuat atau berpengaruh bisa menggunakan prinsip-prinsip dari buku ini untuk menguasai napi lain atau mempermainkan sistem.Tujuan penjara bukan hanya menghukum, tapi juga merehabilitasi --- membantu napi berubah jadi lebih baik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline