Lihat ke Halaman Asli

Fenni Bungsu

Suka menulis

Launching Buku Perempuan dan Sinema, Tebarkan Semangat untuk Perempuan

Diperbarui: 22 September 2022   05:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok. Fenni Bungsu

Hari Ahad sambil healing tipis-tipis ke Taman Ismail Marzuki sambil juga saya ikutan acara launching Buku Perempuan dan Sinema. Bahasan yang diangkat ini memang menarik untuk disimak.

Kegiatan yang rangkaian acaranya diisi oleh para perempuan, seperti ada pembacaan puisi berjudul Menghapus 'Katanya' karya Maudy Ayunda yang dibawakan oleh Mbak Denik, kemudian ada monolog dari Kak Farah tentang perempuan.

(ki-ka): Mbak Denik , Kak Farah. Dok. Fenni Bungsu

Dilanjutkan dengan Ngobrol Anti Kekerasan pada Perempuan bersama Kak Roosalina Wulandari Konsultan PIK Keluarga, bahwa isu mengenai kaum hawa masih terjadi. Belum lagi kalau misalnya ada yang bersiul ketika seorang perempuan lewat, atau misalnya ada perempuan yang baru pulang di atas jam 10 malam kerap dianggap tidak baik.

(ki-ka): Kak Roosalina Wulandari, Kak Linda dari KOMiK. Dok. Fenni Bungsu

Di sisi lain, bila kita melihat tayangan seperti film entah mengapa sosok hantu kerap identik dengan perempuan. Aneh bin ajaib.. kenapa sih nggak mengangkat sosok yang tak terlihat itu adalah laki-laki, jadikan biar tidak melulu perempuan (edisi sebel juga sih, hehe).

Banyak isu mengenai perempuan ini, sebisa mungkin antar sesama perempuan saling mendukung. Kan tidak cantik rasanya bila sesama gender malah menjatuhkan atau melakukan perundungan. Sebab dengan bekerjasama akan saling menguatkan satu sama lain.

Sebagaimana halnya kolaborasi apik antara 2 komunitas Kompasiana yaitu KOMiK dan Ladiesiana meluncurkan buku tentang Perempuan dan Sinema. Dalam di diskusi plus Peluncuran Buku bareng perwakilan Komik Kak Dewi dan perwakilan Ladiesiana Kak Windu.

Menurut Kak Dewi, komunitas KOMiK tidak hanya suka menonton tetapi juga suka menulis. Selain itu terpanggil untuk menerbitkan menjadi sebuah buku, karena buku tentang film belum banyak.

"Buku pertama kami adalah tentang sinema Indonesia tentang skenario film pendek, buku yang ketiga tentang film perjuangan, dan buku keempat ini merupakan kolaborasi dengan Ladiesiana yang berisi perempuan dalam sinema."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline