Pada ajaran agama Budha,pembahasan tentang makan merupakan salah satu hal yang cukup diperhatikan. Pengertian makanan di dalam agama buddha, yang disebut Ahara.
Secara harfiah ahara menyatakan segala sesuatu yang menghasilkan suatu akibat, termasuk yang mempertahankan proses kehidupan yakni makanan yang merupakan salah satu faktor mutlak untuk mempertahankan kelangsungan kehidupan jasmani. Dalam agama Buddha, makanan bukan sekadar kebutuhan fisik, tetapi juga bagian dari latihan spiritual. Ajaran Buddha mengajarkan kesadaran dalam makan dan prinsip tanpa kekerasan (Ahimsa). Beberapa umat Buddha juga memilih pola makan vegetarian sebagai bentuk belas kasih terhadap makhluk hidup. Akan tetapi berbeda dengan gaya hidup vegetarian pada umumnya, vegetarian Buddha tidak memiliki banyak jenis. Namun vegetarian Buddha tetap memiliki ketentuan. Salah satu alasan mengapa umat Buddha dikenal sebagai seorang vegetarian adalah karena aturan agama Buddha itu sendiri. Meski sebagian besar umat adalah vegetarian, tetapi tidak semua tradisi mengharuskan penganut agama Buddha untuk mengikuti cara hidup ini.
Dalam hal ini dapat kita simpulkan bahwa disamping ketetapan agama budha tentang makan untuk penyucian jiwa hal ini juga berdampak pada kesehatan jasmani.
Pola makan vegetarian atau vegan dianggap lebih sehat dan dapat memberikan manfaat untuk kesehatan. Pola makan yang berfokus pada makanan nabati ini juga diketahui dapat mengurangi risiko terjadinya penyakit tertentu, seperti:
- Penyakit kardiovaskular, termasuk stroke dan tekanan darah tinggi (hipertensi)
- Diabetes
- Kanker, misalnya kanker usus besar dan kanker lambung
- Divertikulitis.
Jadi dapat disimpulkan, bahwa dalam Agama Budha yang menjadikan makan sebagai sarana pembersihan jasmani juga untuk penyucian jiwa sehingga dapat beribadah dengan fokus dan meminimalisir sifat hewani yang merupakan dampak dari makanan yang mengandung unsur hewania. Namun hal ini juga memiliki dampak bagi kesehatan secara positif.
Reference:
Marrone, et al. (2021). Vegan diet health benefits in metabolic syndrome. Nutrients, 13(3), p.817.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI