Lihat ke Halaman Asli

Fatmi Sunarya

TERVERIFIKASI

Bukan Pujangga

Investasi Hijau Menjadi Solusi Jangka Panjang Menghadapi Krisis Energi dan Pangan

Diperbarui: 27 Juli 2022   10:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber foto https://money.kompas.com/

Suatu waktu dalam diskusi pada aplikasi percakapan, salah seorang rekan mengingatkan untuk memulai mandiri pangan. Dengan cara memanfaatkan lahan pekarangan untuk menanam sayur, buah-buahan, bumbu dapur dan membuat kolam dengan skala kecil untuk memenuhi kebutuhan keluarga serta beternak ayam dan lain-lain. 

Karena beberapa tahun ke depan situasi ekonomi dunia akan buruk, negara yang ekonominya tangguh dapat mengalami inflasi. Harus segera mandiri pangan, begitu ujar rekan saya.

Sejak pandemi, perekonomian dunia mengalami krisis ditambah lagi terjadi perang Rusia-Ukraina yang menyebabkan krisis pangan dan juga krisis energi serta berimbas pada krisis keuangan. Diperkirakan akan banyak negara yang ambruk karena berbagai krisis ini dan tidak dapat memenuhi kebutuhan pangan negaranya.

Tidak terkecuali Indonesia, Indonesia juga terancam akan krisis energi dan pangan. Dalam kelompok pangan beberapa komoditas seperti kedelai, gandum, minyak goreng dan bawang merah menjadi perhatian utama, sedangkan energi yang menjadi perhatian adalah BBM (bahan bakar minyak), listrik, dan LPG (liquefied petroleum gas), gas alam dan batu bara.

Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani dengan Ms. Janet Yellen, Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) pada 15 Juli 2022 lalu telah melakukan pertemuan bilateral pada hari pertama Pertemuan Ketiga Menteri Keuangan dan Gubernur Bank G20 (3rd Finance Ministers and Central Bank Governors/FMCBG).

Dilansir dari Siaran Pers Kementerian Keuangan Republik Indonesia, pertemuan ini membahas isu-isu energi, pangan dan lingkungan serta kebijakan negara masing-masing terkait isu tersebut guna mencapai pemulihan ekonomi dunia secara bersama.

Menurut Menteri Keuangan RI Sri Mulyani, penanganan krisis pangan dan energi di dunia harus diakselerasi karena sejatinya siapapun berhak untuk mengakses makanan dan energi secara terjangkau dan akan mendiskusikan usulan AS untuk dibahas bersama-sama dengan menteri terkait yang menangani sektor energi.

Sri Mulyani juga menegaskan bahwa hasil dari Pertemuan Ketiga FMCBG akan dikomunikasikan dengan baik kepada masyarakat dunia. Hal tersebut selaras dengan semangat Presidensi G20 Indonesia untuk terus bekerja keras dan berkontribusi dalam menangani berbagai permasalahan utama di dunia. 

Hal tersebut juga menjadi bukti nyata atas signifikansi dan relevansi peran Presidensi G20 Indonesia untuk mencapai pemulihan ekonomi global secara bersama, selaras dengan arah tema Presidensi G20 Indonesia, “Recover Together, Recover Stronger”. 

Bagaimana mengatasi ancaman krisis energi dan pangan ini?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline