Pada masa kuliah dulu, saya sudah dilatih menabung oleh orang tua saya. Salah satu opsi yang menjadi favorit saya ketika kuliah adalah emas. Bahkan, petugas pegadaian di dekat rumah saya sudah hafal dengan muka saya karena saya rutin menabung emas di pegadaian.
Saya ingat saat saya pertama kali menabung emas, harga emas itu masih di sekitar 500.000 rupiah per gram dan melonjak pada tahun 2020-2021 hingga 1 juta rupiah per gram. Sontak saya merasa bersyukur karena saya berhasil merasakan capital gain yang besar dalam waktu yang cepat. Karena capital gain ini juga, harta saya aman dari inflasi karena memang fungsi sejatinya emas adalah "proteksi harta", bukan sekedar investasi belaka.
Teman-teman saya yang mengetahui bahwa saya rutin menabung emas, mulai terinspirasi dan mereka mulai bertanya bagaimana caranya menabung emas. Setelah itu, saya mengadakan semacam sesi zoom meeting untuk menjelaskan bahwa investasi itu penting dan mengapa emas bisa menjadi opsi terbaik untuk itu. Wajah-wajah terinspirasi dan sumringah terlihat dari air muka teman saya yang menghadiri sesi zoom meeting tersebut. Keesokan harinya, teman saya tersebut ada yang mengabari bahwa ia telah membuka tabungan emas pegadaian dan siap rutin untuk menyisihkan uangnya atau dengan kata lain berinvestasi di emas.
Kalau diingat-ingat, saya merasa cukup terharu karena tidak disangka saya yang dulu termasuk orang yang sangat boros, bahkan uang bulanan kiriman orang tua sudah habis kurang dalam waktu sebulan, hingga pernah beli obat lambung untuk menghemat uang makan, bisa menginspirasi orang-orang untuk berinvestasi dan menabung. Hal ini tidak lepas dari tontonan orang-orang yang mengedukasi pentingnya investasi dan dorongan motivasi dari orang tua bahwa sebaiknya tidak hanya berharap dari penghasilan aktif. Milikilah penghasilan pasif agar saat tidak bekerja pun, tetap ada uang yang mengalir ke rekening. Kalau hanya bergantung pada satu penghasilan saja, maka sangat berisiko untuk kehidupan.
Saat mengobrol dengan teman saya yang minta diajari tentang investasi ini, terkadang ia mengucapkan rasa syukurnya karena ia mengklaim bahwa berkat saya, ia jadi tertarik untuk berinvestasi daripada menghabiskan uang untuk hal yang tidak perlu atau pun boros, sehingga hanya melubangi isi dompetnya saja. Saya cukup bahagia karena bisa merasakan sebuah kenikmatan, yaitu bisa bermanfaat dan mengubah hidup orang lain.
Lebih lanjut, saya baru mengetahui ternyata Pegadaian yang merupakan tempat saya rutin menabung emas memiliki TJSL, yaitu Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Pegadaian, yaitu sebuah upaya Pegadaian untuk menjalankan bisnis yang berkelanjutan dan bertanggung jawab, dengan memperhatikan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan (ESG). Bentuk upaya ini adalah program yang berdampak positif ke masyarakat sekitar untuk meningkatkan kesejahteraan kelas menengah dan ke bawah.
Program pengenalan tabungan emas pegadaian termasuk dalam TJSL Pegadaian. Saya jadi sangat senang mendengarnya bahwa dengan adanya pengenalan ini, makin banyak masyarakat yang melek akan investasi, terutama investasi yang aman dan terjangkau. Itu berarti, kemungkinan akan makin banyak orang-orang yang bisa terinspirasi untuk menabung, seperti teman-teman saya dulu yang meminta untuk diajarkan cara berinvestasi, termasuk di tabungan emas pegadaian.
Saya juga turut senang dengan TJSL Pegadaian seperti pengenalan tabungan emas ini karena pegadaian tidak hanya sekedar inbound atau menunggu orang-orang untuk berinvestasi emas. Namun, mereka juga "jemput bola" dengan mengenalkan tabungan emas ini ke masyarakat. Hal ini tidak sekedar menjalankan bisnis, tetapi juga bagaimana Pegadaian ikut berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pembangunan yang berkelanjutan.
Terima kasih Pegadaian dan orang-orang yang menginsiprasi untuk menabung emas!
Dear semua orang, daripada uangmu dihabiskan untuk hal-hal yang kurang berguna, apalagi berbau pemborosan yang tidak perlu, yuk pakai uangnya untuk menabung emas agar harta bisa terproteksi dengan baik dan menjadi investasi yang menguntungkan, kita bisa akan memetik "hasilnya" di masa depan nanti, baik itu untuk diri sendiri, mau pun untuk keturunan kita.