Lihat ke Halaman Asli

Farhan Dwi Susilo

Mahasiswa - Universitas Pamulang

Legislator Kita, Kerja Serius atau Serius Gak Kerja?

Diperbarui: 27 Juni 2025   00:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar Ilustrasi. Dok.Pribadi/Farhan Dwi Susilo

Saat kita mendengar kata "lembaga legislatif", mungkin yang terbayang pertama kali adalah gedung megah dengan kursi empuk dan orang-orang berseragam rapi yang sibuk rapat. Tapi... rapatnya membahas rakyat, atau justru membahas anggaran perjalanan ke luar negeri? Nah, di sinilah kita mulai bertanya-tanya: apakah lembaga legislatif benar-benar bekerja untuk rakyat, atau hanya untuk "rakyat yang mereka kenal"? 

Fungsi Mulia di Atas Kertas 

Secara teori, lembaga legislatif punya peran yang keren banget. Mereka adalah wakil kita, ya, kita semua, yang dipercaya untuk bikin undang-undang, ngawasin pemerintah, dan nyusun anggaran negara. Mereka punya tiga senjata utama: fungsi legislasi, anggaran, dan pengawasan. Ibaratnya, mereka ini 'bodyguard' demokrasi, biar gak disalahgunakan sama penguasa. 

Tapi Kenapa Rasanya Jauh dari Nyata? 

Kalau kita jujur, realitasnya sering bikin ngelus dada. Banyak kasus korupsi yang menjerat anggota dewan. Mulai dari suap, gratifikasi, sampai "dana aspirasi" yang nggak jelas mengalirnya. Gak heran kalau kepercayaan publik makin anjlok.

Belum lagi soal transparansi. Banyak RUU dibahas diam-diam, tahu-tahu udah disahkan. Rakyat baru tahu setelah kena dampaknya. Padahal, katanya mereka wakil rakyat? Kok kayaknya justru menjauh dari rakyat? 

Dominasi Partai: Rakyat Nomor Dua? 

Satu lagi tantangan besar adalah dominasi partai politik. Mayoritas legislator adalah kader partai. Alhasil, banyak keputusan penting justru lebih mementingkan strategi politik daripada aspirasi publik. Bisa jadi suara kita diabaikan demi kepentingan elektoral yang lebih "menguntungkan". 

Harapan yang Masih Tersisa 

Tapi, meski banyak catatan kritis, bukan berarti kita harus putus asa. Lembaga legislatif tetap bisa jadi kekuatan luar biasa kalau mereka mau berubah. Kuncinya? Reformasi internal, edukasi publik, dan yang paling penting: keterlibatan aktif kita sebagai warga negara. Jangan biarkan mereka kerja tanpa pengawasan. Kita yang milih, kita juga yang harus kawal. 

Penutup: Kritik adalah Cinta 

Mengkritik bukan berarti benci. Justru karena kita peduli dengan masa depan negeri ini, kita harus berani bersuara. Lembaga legislatif adalah fondasi demokrasi. Kalau fondasinya rapuh karena korupsi, manipulasi, dan minim transparansi, maka rumah besar bernama Indonesia juga bisa roboh. Jadi, yuk, jangan cuek! Suara kita bukan hanya berharga, tapi juga penentu.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline