Lihat ke Halaman Asli

Farhah nuha

pasti bisa berkarya

Kebiasaan Makan Pedas Berdampak Bahaya

Diperbarui: 8 Februari 2020   16:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

diolah dari newscientist.com, replubika.co.id, dan istimewa

Hello gaes! Salam remaja... Pernah enggak sih kalian keseringan makan pedes sampai sakit perut dan kalian bulak balik ke kamar mandi karena diare? Atau mungkin karena gak bisa lepas dari makanan pedas dan pada saat itu kalian masuk angin kemudian muntah - muntah dikamar mandi keluar makanan pedas yang sudah kalian makan.  Dalam waktu jangka panjang ada sebagian orang yang mengalami penyakit usus buntu harus dipotong bagian avendiks nya dan didalam avendiks nya penuh dengan biji cabai. Sungguh mengerikan!

Apakah kalian tahu bahwa yang menjadi sumber pedas yaitu cabai, termasuk jenis buah atau sayur?....

Sebenarnya cabai dikategorikan dalam buah buahan karena tumbuhan cabai berkembang dari ovarium bunga dan memiliki biji tanaman . Cabai ini mengandung zat vitamin C , vitamin A, magnesium ,zat besi dan thiamin namun adapun zat  kaprsainin / capsginin yang menyebabkan rasa panas dan pedasnya. Seiring dengan waktu muncul cabai bubuk kering yang pengelohannya dijemur diatas matahari. Dalam masa pertumbuhan seperti remaja diperlukan makanan yang sehat bergizi bukan jajanan dengan kadar pedas tinggi

Lidah remaja terhadap rasa pedas. Sudah biasa. Namun perlu diperhatikan akankah tubuh kita masih kuat? Bagaimana tubuh kita tidak bisa menerimanya jika pedas itu terlalu berlebihan. Tentunya berdampak buruk untuk kesehatan kita. Seperti timbul rasa panas diperut, meradang usus, nyeri lambung, sakit tenggorokan yang menyebabkan gangguan pencernaan tubuh apabila berkelanjutan akan memperburuk kondisi kesehatan.
Dampak dari kebiasaan makan pedas yang berlebihan adalah:

1 iritasi pada lidah
Saya tahu bagi semua orang penikmat pedas tentunya terasa tidak lengkap. Dengan adanya lidah sebagai indra perasa makanan yang kita makan terasa enak. Namun jika berlebihan mengonsumsi makanan pedas lidah mengalami iritasi. Lidah kita akan merasa kebal terhadap rasa pedas itu, Semakin lama akan kebal terhadap rasa suatu makanan yang menyebabkan sensari rasa dilidah berkurang. Dizaman sekarang makanan cepat pedas bergenre pedas seperti seblak sudah biasa dikonsumsi selain iritasi makanan pedas ditambah panas juga menyebabkan sariawan dan panas dalam

2 gangguan pencernaan yang serius
Orang yang favorite terhadap makanan pedas menyebabkan lapisan lambung menipis akibat dari zat kapsainin menimbulkan rasa panas dan radang. Oleh karena itu  berpeluang tinggi terkena resiko penyakit mag. Apabila lapisan lambung sudah menipis bahkan menghilang maka lambung kita rentan terkena infeksi dan akan memicu penyakit komplikasi lainnya.

Makanan pedas dengan level tinggi tubuh kita akan memberi peringatan dengan cara mengeluarkan keringat dan wajah memerah jika kita terus menerus mengonsumsinya tentunya akan membahayakan area perut dari zat kapsainin rasa panas itu akan muncul dan menyebabkan radang jaringan terutama tenggorokan atau lambung dan bila usus terinfeksi bisa menyebabkan penyakit diare.

Jika tubuh sudah kewalahan dengan rasa pedas maka saat kita kepedasan lagi perut seperti disayat sayat dan dalam jangka panjang menimbulkan penyakit bahaya yaitu gastritis. Gastritis adalah peradangan yang terjadi pada lapisan perut terinfeksi.

3 kualitas tidur terganggu bahkan insomia
Percaya atau tidak makanan pedas yang kita konsumsi berpengaruh pada saat kita tidur. Pernah diare sampai semalaman? Nah itu contohnya tidak nyaman bukan. Selain itu saat kita makan pedas terutama malam hari akan meningkatkan suhu tubuh yang menyebabkan sulit tidur

Ada beberapa  tips untuk mengurangi makanan pedas bagi penyuka pedas akut, antara lain:

1 mulai mengurangi jumlah cabai yang digunakan dari biasanya setiap minggu

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline