Lihat ke Halaman Asli

Rita Mf Jannah

Penulis Multitalenta, Pengamat Sosial, Pemerhati AI, Pelaku Pasar Modal

Defisit, Demonstrasi, dan Demokrasi: Analisis Krisis Politik-Ekonomi Prancis

Diperbarui: 12 Oktober 2025   08:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Presiden Prancis Emmanuel Macron (Sumber gambar: Grok)

Keberhasilan jangka panjang bergantung pada kompromi politik, komunikasi publik yang efektif, dan reformasi ekonomi yang berkelanjutan

Pada 12 Oktober 2025, Prancis menghadapi krisis politik yang intens akibat ketidakstabilan pemerintahan dan gejolak sosial. 

Presiden Emmanuel Macron kembali menunjuk Sbastien Lecornu sebagai Perdana Menteri hanya empat hari setelah pengunduran dirinya, dalam upaya meredakan ketegangan politik dan menanggulangi defisit anggaran negara. 

Tulisan ini bertujuan menganalisis dinamika politik dan ekonomi Prancis, faktor penyebab defisit anggaran yang jebol, serta strategi pemerintah dalam menghadapi protes massal. 

Analisis menunjukkan bahwa ketegangan antara kebutuhan fiskal dan tekanan politik menciptakan dilema struktural yang memerlukan kompromi dan reformasi menyeluruh.

Pendahuluan

Krisis politik dan ekonomi merupakan fenomena yang saling berkaitan dan dapat menimbulkan dampak jangka panjang terhadap stabilitas suatu negara. 

Prancis pada tahun 2025 menjadi contoh nyata, di mana keputusan pemerintah terkait penghematan anggaran memicu protes nasional. 

Penunjukan kembali Lecornu sebagai Perdana Menteri menunjukkan adanya upaya darurat untuk menjaga kontinuitas pemerintahan dan mencegah defisit anggaran yang lebih besar. 

Fenomena ini penting untuk dianalisis sebagai studi kasus tentang hubungan antara stabilitas politik dan kebijakan fiskal.

Metodologi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline