Lihat ke Halaman Asli

Rita Mf Jannah

Penulis Multitalenta, Pengamat Sosial, Pemerhati AI, Pelaku Pasar Modal

Krisis Palestina-Israel 2025: Eskalasi Militer, Tragedi Kemanusiaan, dan Pergeseran Diplomasi Global

Diperbarui: 4 September 2025   07:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi tragedi kemanusiaan di Gaza (Sumber gambar: Meta AI)

Jalan damai hanya mungkin tercapai jika aktor-aktor global menekan Israel untuk menghentikan agresi, sekaligus mendorong pengakuan penuh terhadap kedaulatan Palestina

Konflik Palestina--Israel memasuki fase kritis pada 2025, ditandai dengan eskalasi operasi militer Israel di Gaza, meningkatnya korban sipil, serta krisis kemanusiaan berupa kelaparan masif. 

Sementara itu, diplomasi internasional menunjukkan tanda pergeseran dengan pengakuan Palestina oleh negara-negara Eropa, termasuk Belgia. 

Tulisan ini menganalisis tiga dimensi utama: dinamika militer, implikasi kemanusiaan, dan respons global. 

Metode kajian bersifat kualitatif-analitis dengan pendekatan studi literatur kontemporer. 

Penelitian ini menunjukkan bahwa meski agresi Israel masih berlanjut, momentum diplomatik ke arah pengakuan Palestina sebagai entitas berdaulat semakin menguat, mengubah lanskap geopolitik kawasan.

Pendahuluan

Konflik Palestina--Israel adalah salah satu konflik paling panjang dan kompleks di dunia modern. 

Sejak 1948 hingga kini, isu pendudukan, pengusiran, dan klaim teritorial menjadi pemicu berulangnya siklus kekerasan. 

Tahun 2025 menghadirkan babak baru:

1.Invasi militer Israel ke Gaza dengan keterlibatan puluhan ribu pasukan cadangan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline