Lihat ke Halaman Asli

Rita Mf Jannah

Penulis Multitalenta, Pengamat Sosial, Pemerhati AI, Pelaku Pasar Modal

Zona AbuAbu di Laut China Selatan: Ketegangan Tersembunyi dan Koeksistensi Siang-Malam

Diperbarui: 9 Juni 2025   18:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi kapal perang (Sumber gambar: Meta AI)

"Cabbage tactic" menghadirkan intimidasi sistematis tanpa resmi menyatakan perang

"Taktik zona abu-abu" (grey-zone) merujuk pada tekanan militer-politik yang tidak mencapai level perang terbuka, tapi cukup menimbulkan intimidasi dan ketidakpastian.

Di Laut China Selatan, strategi ini dijalankan melalui patroli paramiliter, blokade pasif seperti "cabbage tactics", hingga demonstrasi kehadiran tentatif.

Insiden Terkini -- Tanda Ketegangan yang Melebar

Kapal China kandas di Thitu Island, yang dikuasai Filipina. Meski ini terjadi akibat cuaca, insiden mempertegang patroli paramiliter dan milisi sipil kawasan pun makin intens.

Patroli gabungan AS--Filipina terjadi kembali, memicu kemarahan Beijing.

Latihan Taiwan di Kaohsiung sebagai antisipasi serangan grey-zone, termasuk gangguan kabel bawah laut dan penyekatan informal.

Patroli maritim China ke Pasifik, memperluas wilayah tekanan dari China Coast Guard dan kapal milisi.

Strategi China -- Cabbage & GreyZone

China menggunakan kombinasi kapal milisi sipil, coast guard, dan kapal tempur untuk mengisolasi pulau sengketa---dikenal sebagai "cabbage tactic". 

Melalui taktik abu-abu ini, mereka menghadirkan intimidasi sistematis tanpa resmi dinyatakan perang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline