Lihat ke Halaman Asli

Fahrul Fahran

Bukan mahasiswa luar biasa

Ruh Pesantren

Diperbarui: 19 April 2024   18:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Galeri pribadi

Di tengah gagalnya beberapa sistem pendidikan di Indonesia saat ini, pesantren dengan segala tantangan mampu menjaga eksistensi sebagai sebuah lembaga keilmuan. Pesantren menjadi inspirasi dari berbagai model dan kurikulum yang ada di Indonesia. Bukan sekedar lembaga pendidikan biasa, basis pondok -- yang merupakan nama lain dari pesantren -- juga menjadi ilham pergerakan masa prakolonial, kolonial, dan pasca kolonial.

Sekilas Sejarah

Abdul Munir memberikan pendapat tentang awal mula pesantren, bahwa bentuk pendidikan tradisional ini telah lama mengakar di Indonesia sebelum Indonesia merdeka bahkan jauh sebelum kerajaan Islam Nusantara berdiri.

Jika dilihat sejarahnya, pesantren memiliki usia yang sama tuanya dengan Islam Indonesia. Sebut saja Syekh Maulana Malik yang menjadi peletak dasar-dasar pendidikan pesantren. 

Pesantren Ampel yang didirikan oleh Sunan Gresik -- nama lain dari Syekh Maulana Malik -- ini adalah cikal bakal terbentuknya pesantren-pesantren di tanah air. Para pelajar yang telah lulus dari pondok ini menjadi pelopor berdirinya pesantren lain karena para santri merasa berkewajiban mengamalkan ilmunya di daerah masing-masing.

Pesantren, Kini dan Nanti      

Menurut K.H. Said Aqil Siraj dalam bukunya yang berjudul Pesantren Masa Depan mengatakan bahwa pendidikan pesantren merupakan tempat dimensi eksotrik Islam diajarkan. Lembaga pendidikan tertua ini mampu mengajak para pelajarnya bukan sekedar mempelajari ilmu, tetapi juga mampu menghayati ilmu yang telah dipelajari.

Sebagai salah satu lembaga keilmuan, pesantren saat ini setidaknya memiliki dua klasifikasi: Pesantren Salaf dan Pesantren Modern. Pesantren salaf lebih mencerminkan kesederhanaan secara komprehensif dan berlaku ke semua unsur pesantren, sedangkan pesantren modern lebih mengedepankan pembaharuan sistem atau metode pembelajaran dan bangunan fisik -- biasanya pondok modern memiliki bangunan yang lebih besar dan lebih baik dibandingkan pondok salaf.

Perkembangan pendidikan di pesantren tidak lepas dari laju perkembangan zaman, dan hal ini yang membuktikan bahwa pesantren mampu berdialog dengan zamannya. Hal itu pula yang menjadikan kedudukan pesantren yang menjadi harapan masyarakat tidak turun atau hilang.

Ruh Pesantren

Eksistensi pesantren tidak lepas dari terintegrasinya unsur-unsur yang ada di dalamnya. Unsur-unsur inilah yang menjadi penanggung jawab dari kekalnya kehidupan pesantren. Setidaknya terdapat lima unsur: Kiai, santri, masjid, pondok, dan kitab kuning. Kelima elemen ini yang membedakan sistem pendidikan pesantren dengan pendidikan yang lainnya.

Kiai, merupakan sosok yang menjadi sentral keilmuan bagi para santri. Tingkah lakunya menjadi panutan bagi seluruh warga pondok. Kedalaman pemahaman ilmu agama, kebijaksanaan dan sikap karismatik seorang kiai menjadikan sosok ini memiliki pengaruh yang sangat besar.

Santri, pelajar dengan ciri khas yang unik. Terkadang kesuksesan pesantren ditentukan dengan sedikit-banyaknya jumlah santri. Terdapat dua jenis santri: santri kalong (santri yang sekedar datang belajar, kemudian balik ke rumah setelah selesai belajar) dan santri mukim (santri yang menetap di pesantren, menghabiskan masa belajar dalam pondok).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline