Lihat ke Halaman Asli

Pendidikan Berbasis Iman: Solusi atas Kekeringan Spiritualitas di Era Digital

Diperbarui: 7 Juni 2025   09:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan Berbasis Iman: Solusi atas Kekeringan Spiritualitas di Era Digital

Dalam dunia yang semakin terkoneksi, kekeringan spiritual menjadi masalah nyata. Banyak generasi muda merasakan kehilangan kedalaman iman dan makna hidup di tengah derasnya arus digitalisasi. Kehadiran teknologi seharusnya bisa memperkuat iman, namun kenyataannya tidak selalu demikian (Smith, 2020, hlm. 130).

Fenomena ini menimbulkan pertanyaan penting: bagaimana pendidikan berbasis iman dapat menjadi solusi efektif untuk mengatasi kekeringan spiritual di era digital? Masalah ini semakin mendesak mengingat data menunjukkan peningkatan penggunaan media sosial yang signifikan, yang berpotensi mengikis kedalaman spiritual generasi muda (Brown & Lee, 2019, hlm. 248). Oleh karena itu, artikel ini bertujuan untuk mengkaji dampak era digital terhadap spiritualitas dan menawarkan pendidikan berbasis iman sebagai solusi strategis yang relevan dan efektif.

Peran Era Digital dalam Mengikis Spiritualitas

Dampak Teknologi Terhadap Keimanan

Teknologi dan media sosial menawarkan kemudahan akses informasi. Sayangnya, hal ini juga berdampak negatif pada keimanan. Dengan munculnya berbagai platform digital, orang semakin jarang berpikir dan berintrospeksi (Turner, 2021, hlm. 92). Statistik menunjukkan bahwa penggunaan media sosial meningkat hingga 70% dalam lima tahun terakhir, dan hal ini berkontribusi pada menurunnya kedalaman iman banyak orang (Brown & Lee, 2019, hlm. 248).

Selain itu, paparan konten yang dangkal dan cepat menyebar seringkali mengalihkan fokus spiritual. Akibatnya, banyak orang yang merasa iman mereka terhambat dan mudah mempengaruhi arus sekuler (Hasanah, 2022, hlm. 50).

Fenomena Kekeringan Spiritual Saat Ini

Fenomena kekeringan spiritual terlihat dari berkurangnya rasa makna dalam hidup sehari-hari. Banyak orang merasa hidup terlalu monoton dan kehilangan arah. Tak jarang, mereka merasa hati gersang, tak menemukan kedalaman dalam beribadah maupun bermasyarakat. Berbagai studi kasus dari komunitas tertentu menunjukkan bahwa kekeringan ini semakin nyata, terutama di lingkungan yang teknologinya sangat maju tetapi spiritualitasnya minim (Hasanah, 2022, hlm. 52).

Tantangan dalam Mengajarkan Iman di Digitalisasi

Menyampaikan nilai-nilai iman melalui platform digital juga penuh tantangan. Pesan spiritual sering terjebak dalam penyajian yang kurang personal dan kurang menyentuh hati. Oleh karena itu, strategi harus dirancang agar pesan iman tetap mengena, mudah dipahami, dan mampu memperkuat karakter peserta didik (Ahmad, 2021, hlm. 115).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline