Lihat ke Halaman Asli

Sarkozy Kalah! Presiden Perancis yang Baru Lebih Humanis?

Diperbarui: 25 Juni 2015   05:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhirnya, Sarkozy kalah. Tipis saja 52% berbanding 48%.

Dengan legowo, kursi kepresidenan akan berpindah ke Mr Francois Hollande. Kepada pendukungnya, Sarkozy menyatakan bertanggungjawab penuh atas kekalahan ini.

Jelas, beban dipundak Hollande tidaklah ringan. Tumpukan masalah peninggalan Sarkozy menjadi PR berat bagi Hollande. Perancis mencatat angka pengangguran (10%), tertinggi selama 12 tahun terakhir. Terkena imbas juga oleh krisis ekonomi di Eropa, dan mencatat angka hutang 90% dari GDP.

Dalam konteks Uni-eropa, kebijakan Presiden yang baru diduga akan berbeda. Hubungan yang sangat mesra dengan Jerman dalam menyelamatkan negara-negara Eropa yang terkena krisis parah bisa jadi berubah. Rakyat Perancis berharap kebijakan luar-negeri berubah meniru Inggris, yang lebih mementingkan ekonomi dalam negeri ketimbang perasaan "persaudaraan" sesama negara Eropa.

Penyebab Kekalahan Sarkozy

Berbagai janji-janji yang tidak dapat dipenuhi oleh Sarkozy, ditambah ketidakpuasan berbagai kalangan atas kebijakan-kebijakan politiknya mengerucut pada kekalahan pemilu. Berbagai kebijakan kontroversial juga berpengaruh terhadap hasil pemilu ini. Mulai dari fokus ekonomi pada Uni-Eropa ketimbang dalam negeri hingga kampanye anti imigran, ditengarai malah menuai ketidak-populeran ketimbang voters yang lebih banyak.

Tulisan saya sebelumnya: http://luar-negeri.kompasiana.com/2012/05/02/kampanye-anti-imigran-sarkozy-siap-kehilangan-kursi-presiden/Voters kaum muslim di Prancis, sekitar 5 juta (muslim terbanyak di Eropa Barat) menjadi salah satu “kuda hitam” penentu sedikit banyak terbukti dengan kekalahan Sarkozy. Walau berbagai analis juga menyatakan faktor-faktor lain turut berperan, seperti kebijakan pro-anak muda (memajukan umur pensiun untuk menciptakan peluang kerja bagi penganggur muda).

Pada pernyataanya, Hollande menyatakan salut pada para "humanis" yang mendukungnya. Kita nantikan saja kebijakan humanis dari Presiden terpilih ini. Setelah berbagai kebijakan yang tidak pro-warga negara muslim di Prancis (pelarangan jilbab, pelarangan solat di tempat umum, dan kesulitan mencari produk halal) pada masa Sarkozy.

Sejarah akan mencatat apakah Hollande akan memperhatikan warga-negara minoritas dan lebih adil dalam menjalankan roda pemerintahan.

Interview BBC News dengan aktivis Perancis menyatakan, pemerintah sebelumnya yang telah "stigmatize"terhadap warga-negara muslim-nya, dan menjadikan Perancis sebagai sumber Islamophobila diharapkan berubah dengan terpilihnya Hollande.

Kita lihat saja...

Salam Humanis,

(Sumber: BBC News, Al-Jazeera, French 24)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline