Lihat ke Halaman Asli

Evi Amiliya

mahasiswa

Menjaga Kelestarian Pertunjukan Musik Thungka dalam Masyarakat Pulau Bawean Gresik

Diperbarui: 22 April 2024   18:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pulau Bawean merupakan sebuah pulau yang terletak di Laut Jawa dan pulau ini merupakan bagian dari Kabupaten Gresik. Pulau Bawean terdiri dari dua kecamatan yaitu Kecamatan Sankapura dan Kecamatan Tambak. 

Pulau Bawian berpenduduk kurang lebih 107.000 jiwa yang sebagian besar merupakan campuran masyarakat Bawean dan beberapa suku dari Jawa, Madura, Kalimantan, Sulawesi, dan Sumatera yang mempengaruhi budaya dan bahasanya. Populasi utama adalah nelayan, petani, dan pekerja dari Malaysia dan Singapura. Bawean memiliki banyak tradisi, termasuk pertunjukan musik thungka yang berbeda.

Thungka merupakan seni pertunjukan musik tradisional Bawean Gresik yang menggunakan longengan dan getong atau yang disebut "alu" sebagai alat musik perkusi. 

Tungka terbuat dari kayu jati yang merupakan bahan utama longengan, dan al biasanya dimainkan oleh delapan orang wanitanya dengan getong (alu). Longengan merupakan tempat pengirikan padi suku Bawean, berbentuk seperti perahu kecil dan biasa disebut ``penggilingan padi.'' Alat musik tradisional ini dikenal masyarakat Bawe dengan sebutan tunka. Alat musiknya ada beberapa dan tungka ini memiliki keunikan saat dimainkan. Alat musik tradisional thungka ini dapat dimainkan dengan cara memukul ronjhengan dengan menggunakan stik drum. 

Setiap penabuh memegang alu. Alat musik thungka ini dimainkan dengan berdiri, membentuk lingkaran tergantung besar kecilnya lesung yang dimainkan. Pertunjukan musik tunka masyarakat Bawean mempunyai aspek musikal yang khas pada alat musik tunka, dan nada-nada yang dimainkan dalam musik tunka mempunyai variasi nada dan bentuk ritme yang sangat beragam. Seluruh unsur musik musik Thungka diciptakan secara eksklusif oleh masyarakat Bawe. 

Pertunjukan musik Tunka ini mempunyai tiga tahapan permainan ritmis. Maksudnya, mula-mula intro dimainkan dengan ritme lambat dan dinamika yang lembut, kemudian saat lagu dimulai ritme dan dinamikanya menjadi semakin kuat dan bervariasi. Kembali ke lambat. Irama dan dinamika awal yang lembut. Tak hanya itu, alat musik thungka juga memiliki aspek musikal.

Bahan dasar seluruh alat musik Thungka Bawean adalah kayu jati. Kayu jati dipilih karena banyak tumbuh pohon jati di Pulau Bawean yang cukup berat untuk dimainkan oleh para pemusik dan menghasilkan suara unik yang sangat cocok untuk memainkan musik thungka. Pembuatan alat musik thungka tidak serta merta harus dibuat atau diukir oleh orang yang paham musik. Pembuatan alat musik thungka hanya membutuhkan akal seorang pengrajin. 

Hal inilah yang mendasari terciptanya suatu alat musik thungka, yang terpenting adalah bunyinya. Thungka dan Tek. Nilai-nilai yang tertanam dalam pertunjukan musik Thungka merupakan wujud dari aspek sosial budaya. Nilai-nilai yang terkandung dalam pertunjukan musik Thungka ini terlihat dari lirik-lirik yang diciptakan oleh masyarakat Bawean pada saat pertunjukan musik Thungka ini. Setiap teks yang dimainkan masyarakat Bawean pada pertunjukan musik Thungka mengandung nilai-nilai penting. 

Dengan demikian, aspek musik di sini membahas segala sesuatu yang berkaitan dengan alat musik tradisional Tungka. Berbicara dari segi musik, Tungka merupakan salah satu musik tradisional asal Bawean yang memiliki tangga nada tetratonik yang hanya merupakan alat musik tradisional. memiliki empat nada didalamnya. 

Nada- nada yang terdapat pada alat musik tradisonal Thungka ini bersumber dari panjang pendeknya alat pukulnya yaitu Alu.  Dalam memainkan musik tradisonal Thungka ini biasanya pemainkan memainkannya tiga orang memainkan bagian dalam Ronjengan yang menimbulkan nada rendah dengan cara memainkannya hanya dipukul kedalam kemudian Alu' diangkat lalu dipukul lagi kedalam. Kemudian tiga orang lagi memainkan tepi Ronjengan yang menimbulkan nada tinggi cara memainkannya dengan memukulkan Alu' ke tepi Ronjengan depan belakang. kemudian dua orang memainkan sudut Ronjengan yang terdapat sisahan kayu yang biasa digunakan untuk memudahkan      mengangkat Ronjengan ketempat lain. Tidak hanya sebagai memudakan disaat mengangkat Ronjengan akan tetapi pemain musik tradisional Thungka ini juga memukulnya saat dimainkannya, cara memainkannya sama persis dengan memukul Alu' kedalam Ronjengan dengan pola yang sama.

Cepat lembatnya saat memainkan alat musik Thungka dapat ditentukan dari kemampuan kelompok orang yang memainkan musik Thungka itu sendiri. Dalam pembuatan seperangakat alat musik Thungka tidak sembarangan masyarakat Bawean dalam pembuatan musik Thungka menggunakan kayu pilihan yaitu kayu jati. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline