Lihat ke Halaman Asli

Erlinda Septiawati

Content Writer | Copywriter

Perjuangan Sang Peringkat Pertama

Diperbarui: 2 Juli 2023   17:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi ruang kelas [Pinterest/Thesma]

Suara bising tidak terdengar di balik pintu kelas 7.A. Proses belajar mengajar sedang berlangsung dengan lancar, tenang, dan damai.  Semua murid di dalam kelas fokus memperhatikan materi pembelajaran, menyalin catatan di buku tulis. Setelah selesai mengajar, Bu Dwi memanggil Ayna.

“Ayna,” panggil Bu Dwi selaku wali kelas.

“Iya Bu,” jawab Ayna santun.

Bu Dwi baru saja menawarkan Ayna menjadi salah satu perwakilan anggota OSIS untuk kelas 7.A, namun ditolak oleh Ayna, “Mengapa kamu menolak Ayna? kamu pintar. Ibu yakin kamu mampu mengatur waktu dengan baik,” ungkap Bu Dwi penuh harap.

Ayna menunduk, "Maaf Bu, saya harus membantu ibu saya berjualan kue untuk bisa memenuhi kebutuhan sekolah jadi saya tidak bisa menjadi anggota OSIS." ucapnya.

Penuturan Ayna jelas membuat Bu Dwi kecewa, tetapi memaklumi keputusan yang telah Ayna tentukan. Bu Dwi memahami pilihan terbaik Ayna.

Tidak pernah terbayangkan, semangat Ayna menuntut ilmu menjadikannya selalu meraih peringkat pertama di kelas sejak duduk di bangku sekolah dasar. Bukan hanya pintar, Ayna adalah murid yang baik, ramah, dan sopan kepada siapapun.

“Ayna, katanya kamu nolak jadi anggota OSIS ya, kok kamu nolak sih padahal enak banget loh. Kalau aku jadi kamu bakal aku terima,” tutur teman sebangku Ayna, namanya Rani.

Ayna tersenyum menatap Rani, “Aku nggak bisa Ran, sepulang sekolah aku harus bantu ibu berjualan kue keliling,” ujar Ayna.

“Kok kamu nggak pernah bilang jualan kue Ayna?” tanya Rani kaget mendengar alasan Ayna.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline